Menit 75 Luka Modric membuka peluang keunggulan. Tetapi sepakan terarahnya masih dapat diantisipasi oleh kiper Yakhshiboev.Â
Ketika laga menyisakan waktu 1 menit. Real Madrid justru kebobolan oleh gol Sebastian Thrill.Â
Pertandingan berakhir dengan skor 1-2 untuk tim tamu Sheriff Tiraspol.
Petik Pelajaran
Ketika Young Boys (Swiss) tim debutan lain di Liga Champions mengalahkan Manchester United 2-1. Publik masih menganggap sebagai hari sial Setan Merah.
Demikian pula ketika Sheriff Tiraspol mengalahkan Shakhtar Donets. Penggemar bola masih memandang sebelah mata.
Setelah Sheriff Toraspol mengalahkan Real Madrid. Barulah semua mata penonton Liga Champions terbelalak. Kok bisa?
Ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari kekalahan Real Madrid dan Manchester United ini:
- Tidak boleh anggap enteng lawan. Hal ini terasa sekali ketika MU dikalahkan oleh Youns Boys. Ketika The Red Devils sudah unggul 1-0. Pelatih Ole Gunnar Solskjaer menarik Christiano Ronaldo yang menciptakan gol satu-satunya MU. Pelatih Solskjaer terkesan anggap remeh lawan. Tidak mungkin Young Boys dapat membalikkan keadaan.
- Tidak ada rasa minder. Sekalipun tim Sheriff Tiraspol dan Young Boys merupakan tim kecil. Mereka tidak pernah merasa inferior. Tidak terlihat grogi atau bahkan rasa takut saat bermain dengan klub-klub besar dan kaya raya. Mereka justru bermain solid dan efektif dalam permainan.
- Pantang menyerah. Ketika Young Boys ketinggalan gol cepat Ronaldo. Para pemain terus berusaha menyamakan kedudukan. Bahkan senantiasa meraih kemenangan. Demikian pula ketika di akhir babak kedua Sheriff Tiraspol digempur habis-habisan oleh Real Madrid. Mereka pantang menyerah.Â
Akankah Sheriff Tiraspol akan terus memberikan kejutan di Liga Champions 2021/2022? Pada matchday 3 sanggupkah Sheriff Tiraspol mengandaskan perlawanan Inter Milan?Â
Jkt, 290921