Rinduku kepadanya tak tertahankan. Dulu kami hidup damai berdampingan. Berbagi kebahagiaan. Setiap pagi aku dengar kicaunya di pucuk-pucuk dedaunan.Â
Dengan lincah dia berloncatan. Dari dahan ke dahan. Sambil mencari makan di sela-sela daun. Belalang kecil, ulat dan telur semut jadi santapan.
Tetiba menyalak senapan-senapan angin. Menerjang tanpa ampun. Menumpas penuh keberingasan. Menyeringai dengan sejuta kepuasan.Â
Kini aku hanya bisa membayangkan. Suasana kampung yang penuh kedamaian. Satwa dan manusia hidup damai-rukun.Â
Akankah hanya sebuah impian?
Jkt, 210921
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H