Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu Kicau Burung di Pucuk Daun

21 September 2021   19:37 Diperbarui: 21 September 2021   19:39 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rinduku kepadanya tak tertahankan. Dulu kami hidup damai berdampingan. Berbagi kebahagiaan. Setiap pagi aku dengar kicaunya di pucuk-pucuk dedaunan. 

Dengan lincah dia berloncatan. Dari dahan ke dahan. Sambil mencari makan di sela-sela daun. Belalang kecil, ulat dan telur semut jadi santapan.

Tetiba menyalak senapan-senapan angin. Menerjang tanpa ampun. Menumpas penuh keberingasan. Menyeringai dengan sejuta kepuasan. 

Kini aku hanya bisa membayangkan. Suasana kampung yang penuh kedamaian. Satwa dan manusia hidup damai-rukun. 

Akankah hanya sebuah impian?

Jkt, 210921

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun