Sudah bukan rahasia umum lagi. Minat baca masyarakat (terutama anak-anak) Indonesia sangat rendah.Â
Mengutip berita dari laman kominfo.go.id. Minat baca masyarakat Indonesia hanya 0, 001%. Artinya hanya ada 1 dari 1000 penduduk.
Masih dari laman yang sama. Uniknya masyarakat kita setiap harinya rata-rata memelototi gadget. Selama tidak kurang dari 9 jam.
Jaman memang sudah berubah. Buku fisik barangkali sudah tidak menarik. Jadi akan sulit mengharapkan anak-anak baca buku.
Apalagi situasi pandemi. Tidak mungkin lagi mengajak anak-anak pergi ke perpustakaan atau ke toko buku.
Sangat pas yang dilakukan presiden Jokowi. Bulan Mei lalu mencanangkan Gerakan Literasi Digital Nasional.
Pada saat yang bersamaan. Diluncurkan modul Budaya Bermedia Digital, Aman Bermedia Digital, Etis Bermedia Digital dan Cakap Bermedia Digital.
Untuk mendukung gerakan tersebut. Sekaligus menumbuhkan minat baca anak-abak. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan:
BeliÂe-book. Pergi ke mall bareng anak-anak. Kemudian mampir ke toko buku. Memang sungguh menyenangkan. Apa boleh buat. Semua kini tinggal kenangan. Gegara pandemi covid-19. Sebagai gantinya pilih-pilih e-book di market place tak kalah serunya.- Kunjungi perpus digital. Sesekali ajak anak-anak ke perpustakaan. Tak kalah mengasyikkan. Tapi harus diakui. Susah ajak anak-anak ke perpustakaan. Makanya saya bikin perpustakaan mini di rumah. Karena jenis bukunya terbatas. Saat ini pilihanya adalah mengajak anak berselancar di perpustakaan digital. Tak kalah asyiknya. Setidaknya sedikit mengalihkan perhaian anak-anak dari main game terus.
- Baca bareng anak-anak. Saya berusaha memperlihatkan kepada anak-anak. Setiap saat baca buku. Nah untuk menumbuhkan minat baca anak-anak. Ajak anak-anak baca buku bareng-bareng. Seminggu sekali saja. Sudah cukup. Nanti lama-lama anak akan terbiasa baca juga.
Begitulah tip saya menumbuhkan dan membiasakan anak-anak baca buku.