Untuk mendapatkan madu. Orang-orang kampung dulu harus masuk ke hutan atau gua-gua batuan karst yang banyak di Gunungkidul.
 Pada pohon-pohon jati yang tinggi banyak tawon penghasil madu bersarang. Para pencari madu harus memanjat pohon puluhan meter tingginya.
Sedangkan yang mencari di bebatuan harus masuk ke dalam gua atau menggali bebatuan. Tawon madu biasanya bersarang di batu-batu yang tersembunyi.
Madu yang dihasilkan dari hutan atau gua-gua ini mempunyai khasiat yang sangat tinggi. Sehingga banyak diminati orang. Tidak jarang beberapa orang yang mengkomersilkannya.
Â
Kakek saya termasuk orang yang sudah berpikiran sedikit lebih maju. Untuk mendapatkan madu kakek melakukan budidaya tawon madu.
Caranya dengan membuat glodogan. Batang pohon kelapa dipotong-potong kira-kira satu meteran. Kemudian potongan pohon kelapa tersebut dibelah dua.
Selanjutnya bagian dalam batang pohon dikeluarkan dengan pahat. Sehingga terdapat rongga untuk sarang tawon. Â
Untuk memancing ratu tawon datang di dalam glodogan diolesi gula merah yang sudah dicairkan. Setelah itu ditaruh di atas pohon atau di dinding rumah bagian belakang.
Biasanya setelah beberapa bulan masing-masing glodogan tawon mulai bersarang. Ketika musim hujan tiba. Bunga-bunga mulai bermekaran. Saat itulah tawon-tawon terdebut memproduksi madu.
Beberapa bulan kemudian kakek akan memanen madu. Saya sering mengikuti kakek memanen madu.Â