Saya malu, begitu katanya ketika saya memberikan ucapan selamat atas terpilihnya beliau sebagai Kepala Sekolah Berprestasi.Â
Prestasinya ini adalah kali kedua, setelah tahun lalu juga mendapatkan sematan gelar yang sama. Istimewanya kali ini Wakil Kurikulum yang notabene anak buahnya juga menjadi Guru Berprestasi. Jadi sudah sepantasnya kalau saya menempatkan beliau sebagai Women of The Year tahun 2020.Â
Setianingrum, kami sering memanggilnya dengan Bu Ningrum, adalah Kepala Sekolah tempat saya mengajar. Beliau baru memasuki tahun ketiga menjabat sebagai kepala sekolah. Dalam waktu yang singkat sudah menorehkan banyak prestasi. Bukan saja untuk dirinya tetapi juga kinerja sekolah secara keseluruhan.
Tidak perlu waktu lama untuk membaca situasi, didukung oleh latar belakang sebagai guru Bimbingan-Konseling, bu Ningrum langsung GC (gerak cepat). Setiapada dinamika di lapangan langsung diTL (tindak lanjuti). Sengaja saya cantumkan dua ini karena itulah jargon yang begitu melekat pada sosok beliau.
Tahun pertama kepemimpinannya, langkah yang diambil adalah memetakan potensi dari semua stakeholder sekolah. Siswa, pendidik, tenaga kependidikan dan Komite Sekolah. Setelah potensi terpetakan, beliau menempatkan beberapa guru sebagai motor penggerak perubahan. Satu semester terlewati sudah didapatkan gambaran riil tentang kondisi dan potensi sekolah. Semester berikutnya dengan penuh keyakinan beliau mengambil kebijakan untuk merotasi para "pembantunya".
Memasuki tahun kedua dengan mantab menerapkan ajaran mangemen "the right man in the right place". Menempatkan orang pada tempat yang tepat. Modal inilah yang diharapkan dapat terjadinya kesatuan langkah  untuk mewujudkan visi dan misi sekolah. Menjadi sekolah berwawasan global yang berakhlak, berbudaya dan berprestasi.
Kunci Sukses
Pertama, sinergitas. Beliau selalu menekan akan sinergi antar semua pemangku kepentingan. Semua stakeholder harus berjalan seirama. Tidak boleh ada yang  boleh menang sendiri atau maju sendiri. Yang pintar mengajari yang belum mengerti, yang belum paham harus mau belajar.
Kedua, networking. Menjalin kerja sama dan kemitraan senantiasa dikedepankan. Siapapun yang peduli terhadap kemajuan pendidikan digandeng. Kesatiakawanan pun selalu ditempatkan sebagai panglima.Â
Sebagai kepala sekolah baru bu Ningrum tidak segan dan malu untuk bertanya kepada orang yang lebih mumpuni. Beberapa lembaga yang konsern terhadap dunia pendidikan diberikan wadah yang sangat memadai. Beberapa seminar dan webinar diselenggarakan untuk menunjang pendidikan yang maju dan modern. Guru harus tahu IT, begitu kilahnya.