Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kasih Ibu dalam Sebutir Telur Rebus

6 Desember 2020   23:18 Diperbarui: 6 Desember 2020   23:45 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Makan yang banyak ya le. Biar pinter. Hari ini simbok hanya bisa ngrebus telur..." katanya lembut membujuk anak balitanya supaya mau makan. "Kalau pinter nantinya kamu bisa makan dengan ayam goreng atau daging." lanjutnya sambil terus menyuapi anak dalam gendongannya.

Anak balita dalam gendongan itupun dengan lahap makan dengan lauk telur rebus. Sambil menyuapi anaknya seperti biasanya sang ibu memberikan petuah-petuah kehidupan.

Lima puluh tahun kemudian anak yang dalam gendongan itu sekarang sudah menjadi seorang ayah dan suami dengan 3 orang anak. Ya anak tersebut adalah saya. Simbok adalah panggilan saya untuk ibu.

Nasehat-nasehat itu senantiasa tertanam kuat dalam diriku. Boleh dibilang simbok sudah menyiapkan panduan perjalanan kehidupan saya. Saya tinggal mengikuti rambu-rambu yang beliau sampaikan.

Saya bisa bersekolah sampai perguruan tinggi karena dorongan kuat dari simbok. Padahal kehidupan kami sangatlah pas-pasan. Tetapi beliau bisa meyakinkan bahwa dengan sekolah anak-anaknya bisa meraih kehidupan yang lebih baik.

Alhamdulillah berkat dorongan dan doa-doa simbok saya saat ini bisa menjadi seorang guru dan kehidupan yang layak. Bisa makan dengan sayur dan ayam goreng serta sesejali daging seperti yang beliau harapkan. 

Sebuah Petuah Narimo ing Pandum

DokPri
DokPri

Sejujurnya makan dalam gendongan sambil disuapi simbok dengan telur rebus itu begitu melekat dalam memori saya. Nasehat-nasehat kehidupan yang beliau sampaikan sambil menyuapi merasuk kuat ke dalam hati.

Oh ya, saya juga kagum dengan jalan pikiran simbok tentang kenapa hanya dengan lauk telur rebus bukan ayam goreng. Kata beliau kalau ayamnya dipotong kemudian dijadikan lauk pauk maka akan memutus sumber penghidupan keluarga kami. Kalau ayamnya dipotong maka besok tidak bisa mendapatkan telur ayam lagi. Ayam-ayam yang sudah dewasa biasanya akan di jual ke pasar. Hasil penjualan ayam dipergunakan untuk biaya hidup sehari-hari dan membiayai sekolah anak-anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun