Tulisan ini untuk konsumsi jiwa diri saya sendiri. Kalau ada yang dapat ikut memetik hikmah, ya terima kasih.
Sepanjang perjalanan pulang kerja saya suka memperhatikan aktivitas orang-orang. Mencoba sedikit menyelami teladan hidup dari mereka. Sesekali menyempatkan berbincang. Ngobrol dengan mereka yang sedang istirahat melepas lelah.
Mereka begitu ikhlas menjalani takdir. Tidak ada keluh kesah apalagi mempertanyakan kepada Yang Maha Memberi Hidup. Hatinya seluas bumi dan langit. Sabar !
Adalah seorang ibu yang sudah sepuh setuap hari memulung barang-barang bekas. Kardus dan botol-botol bekas menjadi incaranya. Berkeliling kompleks dan perkampungan.
Ada lagi seorang kakek yang sehari-harinya berkeliling menjajakan es selendang mayang. Makanan tradisional yang sudah tergerus selera masyarakat modern.Â
Sudah terbiasa baginya berjalan berpuluh-puluh kilometer setiap hari untuk merayu konsumen untuk melirik dagangannya.Â
Kenyataannya memang anak-anak jaman now lebih tertarik dengan es krim yang dijual di minimarket atau mall. Minuman tradisional semacam dawet, cendol, es cincau atau selendang mayang sudah jarang peminatnya.
Sungguh suatu kenyataan hidup yang tidak berpihak kepada mereka. Mengeluh ? Meratapi nasib ??
Tidak ! Mereka dengan tawakal menjalani kehidupan. Yang penting usaha, ikhtiar. Selebihnya adalah urusan Tuhan untuk mencukupkan rizkinya.Â