Kawulo atau warga masyarakat Ngayogyakarto Hadiningrat senantiasa menunggu momen grebeg sekaten dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammada SAW.Â
Kegiatan yang dilaksanakan di alun-alun depan kraton itu berlangsung selama satu bulan. Puncaknya adalah diaraknya gunungan tepat pada tanggal 12 Mulud ( Rabbiul 'awal).
Setelah do'a dipanjatkan warga akan berebut mendapatkan isi gunungan tersebut. Gunungan dibuat dari hasil pertanian, sayuran dan buah-buahan.
Mereka meyakini akan mendapatkan berkah dari Kanjeng Sinuwun apabila mendapatkan bagian dari palawija, sayuran atau buah-buahan tersebut. Masyarakat akan sangat senang sekalipun hanya mendapatkan sebutir padi atau setangkai kacang panjang.
Ada yang menyimpannya, ditanam di sawah atau langsung di masak dan dimakan bareng-bareng seluruh anggota keluarganya.
Acara yang dilaksanakan dalam rangka maulid Nabi Muhammad SAW ini memang masih terasa pengaruh tradisi nenek moyang jaman dahulu.Â
Sarana Dakwah
Konon grebeg sekaten pertama kali diadakan oleh Sunan Kalijaga, salah satu dari 9 wali yang menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.
Menyadari masyarakat Jawa pada saat itu masih banyak dipengaruhi oleh tradisi dan budaya Hindu maka Sunan Kalijaga menyampaikan dakwahnya dengan media kesenian.Â