Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Nonton Bareng Yuuk, Film Apakah Kesukaan Kalian ?

31 Agustus 2020   08:46 Diperbarui: 31 Agustus 2020   09:49 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rencana pembukaan kembali bioskop di Jakarta tidak membuatku seneng-seneng amat, biasa saja. Kenapa ? 

Hampir 30 tahun merantau di Jakarta saya baru sekali-kalinya nonton film di bioskop. Ya baru sekali ! Awal-awal merantau ke Jakarta di pinggiran kota saya masih sering melihat dalam setiap hajatan tuan rumah menggelar film misbar. Suguhan film kepada para tamu ndangan dengan layar lebar kalau gerimis atau bahkan hujan para penontonnya ngacir bubar. 

Padahal sejak sekolah SMA hobi banget nonton bioskop, bahkan sampai sekarang tetap suka nonton sekalipun hanya lewat televisi atau youtube. Terakhir saya nonton film Tilik yang viral itu.

Waktu di Gunungkidul, salah satu kabupaten di DI Yogyakarta, hampir tiap 2 hari sekali nonton bioskop. Karena hanya ada satu-satunya gedung bioskop sampai-sampai tukang porternya hapal betul dengan saya. Tahun 80an HTMnya seingat saya masih Rp.150,00. Kegemaran saya nonton bioskop berlanjut setelah saya kuliah di Yogya, di sini sudah banyak pilihan bioskopnya dari yang murahan sampai yang tidak terjangkau harga tiketnya oleh kantong mahasiswa.

Masa itu saya suka banget nonton film-film Mandarin. Aktor-aktor semacam Chou Yun Fa, Samo Hung, Jackie Chan kemudian belakangan Chou Yun Fat, Andy Lau mulai tenar. Aktris yang terkenal seperti Gong Li, Nina Liche muncul setiap ada film Mandarin baru. 

Awal 90an di Indonesia baru booming film-film panas. Artis-artis seperti Yatti Octavia, Eva Arnaz, Lela Anggraeni, Yenny Farida, Nina Anwar, Ayu Lestari kemudian disusul masanya Sally Marceliina, Kiki Fatmala, Feby Lawrence, Windy Chindiana, Gitty Srinita sampai Inneke seakan berlomba-lomba pamer kemolekan tubuh. Judul-judulnya pun serem-serem, lebih serem dari film-film horor yang belakangan menghiasi layar bioskop di Indonesia.

Setelah tahun 2000an film-film Barat membanjiri bioskop-bioskop Indonesia dan menenggelamkan film-film kita. Dari segi sinematografi, cerita dan penggarapan serta modal jelas film-film kita kalah kelas. Penonton kelas menengah pun lebih suka ke bioskop kelas atas ketimbang bioskop-bioskop lawas. Akibatnya perfilman Indonesia pelan-pelan mati suri dan penonton suka tidak suka banyak disuguhi film-film asing.

Tentang wacana dibukanya kembali bioskop setalah PSBB Transisi saya rasa baik dengan catatan penonton disiplin menerapkan protokol kesehatan. Klaim menonton film di bioskop dapat meningkatkan imunitas tubuh bisa diterima. Saya teringat dulu sehabis nonton film-film kungfu atau film Mandarin yang lainnya perasaan menjadi happy. Bahkan serasa sebagai jagoan layaknya layaknya pemeran utamanya.

Oh ya, ngomong-ngomong Kompasianers suka film-film genre apaan ?

Jkt, 310820

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun