Bu Tejo, diperankan dengan sangat apik oleh Siti Fauziah, salah satu tokoh dalam film pendek "Tilik" makin tenar saja. Berkat aktingnya piawai sekarang muncul di tivi-tivi diwawancarai seputar akting dan filmnya yang 2018 lalu meraih gelar piala maya untuk film pendek terpilih.
Harus diakui disamping penulisan skenario dan cerita yang kuat film ini menjadi hidup karena akting gemilang Siti Fauziah sebagai bu Tejo. Kenyinyirannya telah menghipnotis kita semua seakan membenarkan semua yang ia katakan. Tidak aneh kalo Siti Fauziah bisa begitu pas memerankan bu Tejo karena dia sudah lama akrab dengan dunia teater.
Konon apa yang tersaji dalam film adalah gambaran umum yang terjadi di masyarakat. Kalo begitu sudah begitu nyinyirkah masyarakat kita ?
Jaman dulu nyinyir itu dalam film digambarkan sebagai ibu-ibu yang ngerumpi atau mencari kutu. Jaman now nyinyir difasilitasi dengan media sosial yang bertabur dengan kata-kata nyinyir tentang apa saja. Bisa sekedar membahas arisan panci, trend make up terbaru sampai urusan politik. Dari obrolan santai sampai yang memaki-maki.
Kenyinyiran akan menjadi persoalan manakala apa yang dinyinyirkan adalah kebohongan belaka, bahkan kadang menjadi sangat tendensius. Kebebasan berpendapat memang dijamin oleh undang-undang tetapi tentu tetap dalam koridor pendapat yang bertanggungjawab. Keluar dari aturan yang sudah digariskan dalam perundang-undangan tentu kita menyadari bahwa undang-undang ITE sudah menanti.
Ajining diri gumantung obahing lathi begitu dulu para sesepuh memberikan nasehat supaya kita selalu menjaga ucapan. Para kaum terdidik pun mengatakan, mulutmu harimaumu untuk menggambarkan betapa besar pengaruh kata-kata.Â
Sekarang nasehat bijak ini diadaptasi menjadi jari-jarimu harimaumu karena semakin masifnya percakapan di medsos. Kalo dulu ada pepatah apa yang kau ucapkan itulah dirimu, sekarang apa yang kau tulis itulah pribadimu.
Jadi kita harus bagaimana ? Diam sajakah melihat fenomena semakin merebaknya kenyinyiran di masyarakat ?
Seperti bu Tejo bilang di ujung film, jadi manusia itu harus yang solutif !
#refleksidiri3