Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toleransi ala Burung Perkutut, Bukan Soal Politik

20 Agustus 2020   13:31 Diperbarui: 20 Agustus 2020   13:27 1297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pidato kenegaraan presiden Jokowi di hadapan parlemen tentang toleransi beberapa waktu yang lalu mengingatkan saya kepada burung perkutut peliharaan saya.

Apa hubungannya toleransi dengan burung perkutut, pasti begitu pertanyaan para pembaca.

Jelas ada tapi ini menurut persepsi saya saja. Maaf, tulisan ini memang sekedar intermezo sambil tetap rebahan di rumah menikmati liburan tahun baru Hijriyah 1442. Jadi pembaca tidak usah dibuat berkerut kening, nyante aja.

Ceritanya sudah tiga bulanan lebih dengan sengaja saya menyatukan burung perkutut dengan burung puter yang sudah puluhan tahun saya pelihara. Kenapa saya menyatukan mereka dalam satu sangkar gegara sangkar burung perkutut rusak parah karena jatuh tertiup angin kencang. 

Pagi itu ketika saya membuka pintu saya mendapati sangkar burung perkutut pecah berantakan. Barangkali karena sudah lama saya pelihara, bisa juga shock karena terjatuh, burung perkutut peliharaan saya itu tidak terbang lepas. Begitu saya membuka pintu dia bersuara seakan memberi tahu tentang kejadian yang menimpanya.

Dengan lembut burung itu saya tangkap tetapi saya bingung harus ditaruh di mana mengingat saya tidak lagi mempunyai sangkar burung lain. Tanpa berpikir panjang saya buka sangkar burung puter, yang kebetulan tempatnya lebih legaan, burung perkutut itu pun saya masukkan dalam satu kandang.

Mula-mula burung perkutut kelabakan menempati sangkar baru dan berbagi tempat dengan burung lain lagi. Burung puter pun seakan terusik dengan keberadaan burung perkutut, rumahku jadi sempit nih begitu barangkali pikiran burung puter. Sejam dua jam, sehari dua hari kemudian saya lihat keduanya sudah bisa saling beradaptasi.

Setelah tiga bulan kedua burung peliharaan saya itu sudah begitu akrab, sudah bisa saling menerima kehadiran satu sama lainnya. Bahkan sering saya lihat burung puter yang besar begitu ngemong kepada burung perkutut yang lebih kecil. Kalo malam burung puter seakan memberikan kehangatan dengan cara membiarkan burung perkutut tidur saling berdekatan. Sedangkan kalo siang seringkali burung puter sepertinya membersihkan burung perkutut dari kutu yang menempel di bulu-bulunya.

Pemandangan ini saya pikir sangat menakjubkan. Bahkan orang-orang yang berlalu lalang di depan rumah saya sering berhenti sejenak memperhatikan perilaku kedua burung yang saling berperikebinatangan dengan begitu mesranya. Inilah yang saya maksud ada hubungan antara toleransi dengan burung perkutut itu.

Sekali lagi maaf ini sekedar intermezo bukan soal politik !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun