Lingkungan sekolah sepi !
Begitulah suasana kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) tahun ajaran 2020/2021 yang dimulai hari ini, 13 Juli 2020. Situasinya berbeda, kesannya pun sangat berbeda. Sebagai guru yang sudah lebih dua puluh tahun mengajar, saya merasakan suasana kebatinan semua stakeholder sekolah yang sungguh-sungguh berbeda. Â
Sudah menjadi hal yang biasa, bahkan tiga tahun belakangan sangat dianjurkan, siswa baru masuk awal sekolah ditemani oleh orang tua. Â Tidak aneh kalo suasana sekolah menjadi sangat meriah. Â Bahkan ada beberapa sekolah yang semacam membudayakan murid-murid baru diharuskan membawa balon gas warna-warni. Hayo siapa yang rambutnya pernah dikuncir pakai pita warna-warni ?
Orang tua dan anak-anak bahkan para guru tampak sumringah menyambut tahun ajaran baru. Masa PLS yang biasanya 3 hari diisi dengan berbagai kegiatan. Selain mengenalkan lingkungan sekolah itu sendiri, siswa baru juga dikenalkan dengan semua guru dan pegawai tata usaha. Â Diajak berkeliling untuk melihat semua fasilitas yang ada di sekolah. Â Mulai dari ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang TU, perpustakaan, labolatorium, tempat ibadah dan tidak boleh ketinggalan kantin sekolah.
Siswa baru juga diberikan pemahaman tentang tata tertib sekoah, cara belajar yang baik, tata krama dan pendidikan karakter lainnya. Yang tidak kalah serunya adalah tata upacara dan baris-berbaris. Â Hari terakhir biasanya adalah ajang unjuk kebolehan para anggota ekskul, seperti Paskibra, Pramuka, PMR, Futsal, Basket, Teater, Saman, Tari Tradisional, Fotografi dan Film sampai KIR. Â Tujuannya untuk menarik adik-adik kelasnya supaya menjadi anggota seperti mereka.
Terakhir sebelum penutupan biasanya ada penampilan khusus dari anak-anak yang tergabung di ekskul band sekolah. Â Ada sekolah-sekolah tertentu yang mengundang artis untuk memeriahkan penutupan PLS. Â Semua siswa berbaur dalam kegembiraan sebelum memulai tahun ajaran baru. Itu dulu.
Hari ini suasana penuh keceriaan itu tidak ada lagi. Masa PLS tahun ajaran baru 2020 dilakukan secara virtual. Tidak ada lagi balon gas warna-warni atau pita warna-warni di rambut para siswi. Baju seragam sekolah asal yang beraneka corak pun hanya terlihat di layar monitor. Â Setelah pidato laporan ketua panitia dan sambutan kepala sekolah serta penyampaian tata tertib oleh bagian kesiswaan, siswa diajak berkeliling sekolah secara virtual yang sudah disipakan dengan rekaman video.
Ini semua terjadi karena adanya pandemi covid-19, apalagi masih sebagian besar wilayah DKI Jakarta masuk zona merah-kuning. Kita hanya bisa berharap semoga situasi pandemi covid-19 cepat dapat teratasi sehingga suasana sekolah yang penuh keceriaan itu kembali lagi.
Semoga !
Jkt, 130720