Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Angka Cantik 1331

19 Juni 2020   07:29 Diperbarui: 19 Juni 2020   07:46 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahukah anda angka cantik apakah itu ??

Kalo anda tahu berarti anda termasuk orang yang peduli terhadap permasalahan kemanusiaan global saat ini.  Anda bukan orang yang cuek bebek terhadap bahaya maha dahsyat yang masih saja mengintai kita !

Saya sebenernya sudah tidak lagi kepingin mengangkat topik tentang covid-19.  Tetapi nyatanya justru covid-19 menunjukkan tanda-tanda akan datangnya serbuan gelombang kedua pandemi covid-19.  Hal ini bisa terlihat dari:

Pertama, pada hari Kamis 18 Juni 2020 kemarin, tercatat rekor baru penambahan pasien positif covid-19 sebanyak 1.331 orang dalam sehari.  Rekor sebelumnya pada kisaran angka 1.200an.   Sehingga jumlah positif terinfeksi covid-19 di Indonesia sebanyak 42.762 pasien.  Dengan demikian Indonesia menjadi negara dengan korban covid-19 terbesar di Asia Tenggara.

Per 18 Juni 2020 pasien covid-19 di seluruh dunia mencapai 8,3 juta orang dengan jumlah kematian sebanyak 450 ribu jiwa lebih..  Amerika Serikat menjadi negara terbanyak terjangkit covid-19 sebanyak 2,23 juta orang dengan jumlah kematian lebih dari 119 ribu jiwa.  Terbanyak kedua adalah Brasil dengan pasien covid-19 mencapai 955 ribu dengan kematian sebanyak 45 ribu jiwa lebih. Rusia menjadi negara ketiga terbanyak terkena covid-19 sebanyak 553 ribu orang.

Terbayang gak si betapa mengerikannya pandemi covid-19 ?!  Masih mau abai, masih mau nantangin atau masih mau anggap enteng ??

Kedua, seperti sudah pernah saya tulis dalam Kompasiana, pasar tradisional menjadi kluster baru penularan covid-19.  Datangnya gelombang kedua pandemi covid-19 di China ditemukan di pasar di tengah kota Beijing.  Di Jakarta saja sudah ditemukan 150an pedagang yang positif covid-19 dari hasil rapid test dan swap.  Sudah lebih dari puluhan pasar di Jakarta harus ditutup sementara untuk penyemprotan disinfektan. Di Bandung, surabaya dan Padang juga sudah ditemukan pedagang pasar yang tertular covid-19 ini.

Pemerintah sudah berusaha untuk mempercepat dan memperbanyak melakukan rapid test dan tracking untuk melokalisir penyebaran covid-19. Sayangnya masih saja banyak masyarakat, terutama pedagang pasar, yang menolak dan tidak mau melakukan rapid test dan swap test.  Mungkin memang perlu dilakukan pendekatan lain dalam rapid test dan tracking kepada para pedagang pasar yang sudah ditengarai sebagai kluster covid-19.

Ketiga, kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan selama masa PSBB Transisi atau Adaptasi Kebiasaan Baru masih harus ditingkatkan.  Masih saja kita temui orang-orang yang tidak mau memakai masker.  Masih saja kita lihat orang-orang yang dengan begitu gagah berani menjemput paksa pasien bahkan jenazah korban covid-19 dengan mengabaikan protokol kesehatan penanganan pasien dan korban covid-19. 

Pelonggaran masa PSBB Transisi atau Adaptasi Kebiasaan Baru di beberapa daerah berpotensi mendatangkan gelombang kedua penularan covid-19 seandainya protokol kesehatan tidak dijalankan secara disiplin.  Bukan aparat atau satpol PP yang menentukan berhasil tidaknya kita melawan covid-19 tetapi kedisiplinan kita dalam menjalankan protokol kesehatan !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun