Tahukah anda angka cantik apakah itu ??
Kalo anda tahu berarti anda termasuk orang yang peduli terhadap permasalahan kemanusiaan global saat ini. Â Anda bukan orang yang cuek bebek terhadap bahaya maha dahsyat yang masih saja mengintai kita !
Saya sebenernya sudah tidak lagi kepingin mengangkat topik tentang covid-19. Â Tetapi nyatanya justru covid-19 menunjukkan tanda-tanda akan datangnya serbuan gelombang kedua pandemi covid-19. Â Hal ini bisa terlihat dari:
Pertama, pada hari Kamis 18 Juni 2020 kemarin, tercatat rekor baru penambahan pasien positif covid-19 sebanyak 1.331 orang dalam sehari. Â Rekor sebelumnya pada kisaran angka 1.200an. Â Sehingga jumlah positif terinfeksi covid-19 di Indonesia sebanyak 42.762 pasien. Â Dengan demikian Indonesia menjadi negara dengan korban covid-19 terbesar di Asia Tenggara.
Per 18 Juni 2020 pasien covid-19 di seluruh dunia mencapai 8,3 juta orang dengan jumlah kematian sebanyak 450 ribu jiwa lebih.. Â Amerika Serikat menjadi negara terbanyak terjangkit covid-19 sebanyak 2,23 juta orang dengan jumlah kematian lebih dari 119 ribu jiwa. Â Terbanyak kedua adalah Brasil dengan pasien covid-19 mencapai 955 ribu dengan kematian sebanyak 45 ribu jiwa lebih. Rusia menjadi negara ketiga terbanyak terkena covid-19 sebanyak 553 ribu orang.
Terbayang gak si betapa mengerikannya pandemi covid-19 ?! Â Masih mau abai, masih mau nantangin atau masih mau anggap enteng ??
Kedua, seperti sudah pernah saya tulis dalam Kompasiana, pasar tradisional menjadi kluster baru penularan covid-19. Â Datangnya gelombang kedua pandemi covid-19 di China ditemukan di pasar di tengah kota Beijing. Â Di Jakarta saja sudah ditemukan 150an pedagang yang positif covid-19 dari hasil rapid test dan swap. Â Sudah lebih dari puluhan pasar di Jakarta harus ditutup sementara untuk penyemprotan disinfektan. Di Bandung, surabaya dan Padang juga sudah ditemukan pedagang pasar yang tertular covid-19 ini.
Pemerintah sudah berusaha untuk mempercepat dan memperbanyak melakukan rapid test dan tracking untuk melokalisir penyebaran covid-19. Sayangnya masih saja banyak masyarakat, terutama pedagang pasar, yang menolak dan tidak mau melakukan rapid test dan swap test. Â Mungkin memang perlu dilakukan pendekatan lain dalam rapid test dan tracking kepada para pedagang pasar yang sudah ditengarai sebagai kluster covid-19.
Ketiga, kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan selama masa PSBB Transisi atau Adaptasi Kebiasaan Baru masih harus ditingkatkan. Â Masih saja kita temui orang-orang yang tidak mau memakai masker. Â Masih saja kita lihat orang-orang yang dengan begitu gagah berani menjemput paksa pasien bahkan jenazah korban covid-19 dengan mengabaikan protokol kesehatan penanganan pasien dan korban covid-19.Â
Pelonggaran masa PSBB Transisi atau Adaptasi Kebiasaan Baru di beberapa daerah berpotensi mendatangkan gelombang kedua penularan covid-19 seandainya protokol kesehatan tidak dijalankan secara disiplin. Â Bukan aparat atau satpol PP yang menentukan berhasil tidaknya kita melawan covid-19 tetapi kedisiplinan kita dalam menjalankan protokol kesehatan !