PTK 1.3
Beberapa tahunbelakangan ini kita (para guru) sudah familiar dengar penelitian tindakan kelas, tapi sebenarnya apakah penelitian yang sudah pernah kita lakukan benar-benar penalitian yang bermutu?.Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang mengkritik teori, yaitu penelitian yang berusaha mememcahkan suatu masalah yang ditemukan di kelas dengan menggunakan suatu cara yang dianggap cocok diterapkan dikelas itu untuk mengatasi masalah tersebut. Tapi apakah cara tersebut cocok diterapkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi? Bagaimana untuk mengetahui keberhaasilan cara tersebut dalam mengatasi masalah yang dihadapi? Apakah penerapaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan sudah benar?
Untuk mendukung keberhasilan dalam melakukan penelitian harus didukung oleh asas-asas penelitian tindakan. Asas-asas itu adalah Kritik Reflektif peneliti harus mengumpulkan catatan-catatan yang telah dibuat oleh peserta penelitian tindakan atau pihak berwenang seperti catatan lapangan, transkrip wawancara, pernyataan tertulis dari peserta atau dokumen resmi, menjelaskan dasar refleksi catatan-catatan sehingga menjadi sebuah pernyataan, ini dapat ditransformasi menjadi pernyataan sederet alternatif yang mungkin dapat disarankan. Tapi peneliti hendaknya jangan langsung mempercayai data tersebut apakah data sesuai dengan kenyataan. Kritik refleksif memungkinkan dikemukakannya sederet argumen dan diskusi.
Kritik Dialektis dapat dilakukan dengan peneliti memusatkan pada salah satu atau tiga karakteristik dari perangkat gejala yang ada dalam penelitian, artinya satu langkah yang dilakukan mungkin akan mengakibatkan beberapa hal yang terjadi. Hal inilah yang mengharuskan peneliti harus cermat memusatkan salah satu atau tiga karakteristik gejala yang ada. Berbeda dengan metode positivisme yang menyarankan kita untuk mengamati gejala secara menyeluruh dan membatasi secara pasti agar dapat mengidentifikasi sebab dan akibatnya. Pendekatan ini mengaharuskan peneliti melakukan kritik terhadap gejala yang ditelitinya.
Sumber Daya Kolaboratifpeneliti atau guru yang sedang melaksanakan penelitian tindakan kelas harus menyadari bahwa guru atau peneliti merupakan bagian dari yang diteliti. Untuk itu guru atau peneliti harus mengadakan kesepakatan dengan berbagai pihak lain (rekan guru, kepala sekolah atau pengawas) untuk berkolaborasi dengan dalam melakukan pengamatan guna melengkapi ketuntasan pemahaman terhadap situasi penelitian. Maka beberapa orang akan memberikan kelengkapan pemahaman yang lebih tuntas dibandingkan dengan pemahaman yang hanya dilakukan oleh satu orang.Penggunaan kolaborasi bukan berarti memadukan semua sudut pandang untuk memperoleh kesepakatan melalui evaluasi. Namun perbedaan sudut pandang dan persepsi akan memperkaya sumber daya dan melalui sumber daya itulah peneliti atau guru analisanya dapat bergerak bergeser keluar dari titik awal pribadi yang terhindarkan menuju gagasan yang secara antar pribadi telah dinegosiasikan.
Pemrakarsa penelitian harus berani mengambil resiko melalui proses penelitiannya. Salah satu resikonya adalah melesetnya hipotesis, kemungkinan adanya tuntutan melakukan transformasi, penafsiran sementara peneliti tentang situasinya yang sekedar menjadi sumber daya bersama-sama dengan penafsiran anggota lainnya, keputusan peneliti yang terkait dengan persoalan yang dihadapi, dengan demikian tentang apa yang gayut dan apa yang tidak, antisipasi peneliti terhadap urutan kejadian yang akan dilalui oleh penlitinya.
Laporan penelitian tindakan kelas memiliki struktur majemuk berhubungan dengan gagasan bahwa gejala yang diteliti harus mencakup unsur pokok agar menyeluruh. Hal ini berhubungan dengan sifat penelitian tindakan yang dialektis, reflektif, mempertanyakan dan kolaboratif. Struktur majemuk ini berhubungan dengan gagasan bahwa gejala yang diteliti harus mencakup unsur pokok agar menyeluruh. Misal; jika penelitian menyangkut murid, teman, interaksi pembelajaran. Jadi kajian situasi harus mengandung data yang berhubungan dengan semua itu, karena masing-masing hanya dapat ditafsirkan dalam konteks yang diciptakan oleh unsur-unsur lain. Laporan majemuk ini dapat memenuhi kebutuhan berbagai kelompok pembaca.
Teori dan praktek dalam penelitian tindakan kelas adalah dua tahap yang berbeda yang saling bergantung dan mendukung proses perubahan (tranformasi). Dengan menerapkan asas-asas penelitian tindakan ini, maka bukan mustahil melakukan penelitian tindakan yang benar dan mengkritik teori dengan lebih bijak. Dan mampu menciptakan teori dengan gaya guru itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H