Mohon tunggu...
Rudiyanto
Rudiyanto Mohon Tunggu... Guru - KADER JKN-KIS

Ya Allah mudahkanlah segala urusan ku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gelar Haji, Antara Gengsi dan Ibadah

19 Juli 2018   11:40 Diperbarui: 19 Juli 2018   14:08 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasional.sindonews.com

Hallo sahabat Kompasiana apa kabar? sudah pada nengok para calon tamu Allah belum? kalau belum bersegera untuk datang ke rumah calon haji di sekitar lingkungan kita, dan biar kita di do'akan cepat menyusul. Amin.

Sahabat kompasiana pagi ini penulis ingin sekali menulis tentang Alasan Gelar Haji yang masih sangat bergengsi di tengah-tengah masyarakat di sekitar kita dan meluruskana Tentang  gelar haji yang sesungguhnya.

Bulan ini  pelaksanaan ibadah haji sudah di mulai, banyak di antara kita, saudara, tetangga  tahun ini mendapat giliran untuk datang menjadi tamu Allah  di baetullah, semangat juang dan pengorbanan jiwa, raga dan harta yang luar biasa ini lah, mengantarkan  mereka untuk menjalankan kewajiban rukun Islam yang kelima selama satu bulan lebih lamanya.

Sehabis pulang dari melaksanaan ibadah haji di tanah suci, mereka  langsung  mendapat gelar tambahan di depan namanya  dengan sebutan haji (untuk laki-laki) dan hajjah (untuk perempuan).  

Memakai  Gelar Haji bagi orang Islam Indonesia pada umumnya jika selesai menunaikan Ibadah Haji, maka sering di panggil Pak Haji  Fulan  atau Ibu Hajah Fulanah, bahkan ada sebagian orang yang dengan sengaja menambahkan gelar Haji di  depan namanya untuk penulisan dalam dokumen atau surat-surat penting dengan berbagai alasan. Oleh karena itu, penulis ingin mengklarifikasikan alasan-alasan, mengapa gelar Haji sangat  bergengsi dan di istimewakan, dintaranya :

Melaksanakan Ibadah haji  merupakan Syiar Islam yang harus di tampakan.  

Orang yang  melaksanakan ibadah haji harus jelas tidak sembunyi, walaupun ada pendapat yang menyatakan syiar akan menimbulkan ria, hasud dan lain sebagainya. Akan tetapi syiar itu merupaka bagian  dari prosesi  pelaksanaan ibadah haji yang bertujuan supaya orang yang Islam yang lain yang mampu dapat  tertarik untuk segera mengikuti menunaikan ibadah haji.

Melaksanakan Ibadah Haji Memerlukan Biaya  Yang Besar.

Orang yang melaksanakan ibadaha haji memerlukan biaya besar, baik dari awal pendafataran dan proses awal pemberangkatan serta proses pemulangannya pun memerlukan biaya yang tidak kecil, semuanya serba biaya. Oleh karena itu  orang tersebut akan merasa rugi  jika  namanya tidak memakai gelar Haji/Hajah. Apal lagi jaman dulu masih sedikit orang yang mampu materi atau harta yang mengeluarkan biaya untuk melaksanakan haji dan biasanya dalam sekampung hanya ada satu orang yang mampu melaksanakan haji. Maka wajar panggilan pak haji atau bu hajjah adalah panggilan mahal  dan bergengsi yang hanya di miliki oleh orang yang kaya harta.

Dari dua alasan diatas dapat  dikatakan seorang yang menyandang gelar Haji/Hajjah, lebih dihargai dan dihormati dibanding mereka atau bahkan kita semua yang mendapat nilai cumlaude bangku kuliah.

Akan tetapi menurut penulis  bahwa gelar Haji dan Hajjah merupakan beban moral, yang dipertanggung  jawabkan  bukan hanya selama didunia melainkan ketika di akhirat juga dan menjadi suri tauladan atau panutan  bagi lingkungan disekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun