Sahabat Kompasiana hari ini  penulis ingin  sedikit  menulis sedikit  tentang  reuni atau temu kangen yang hari-hari kemarin belum sempat menulis di didinding blog Kompasiana dikarenakan padatnya kegitan menjelang dan sesudah Hari raya Idul fitri 1 syawal 1439 H /2018 M, walaupun terlambat, ijinkan penulis untuk mengucapkan Selamat hari Raya Idul Fitri, Minal Aidzin wal faiidzin, mohon maaf lahir batin kepada para sahabat kompasiana di penjuru dunia.
Kita, kamu dan aku, mungkin udah gak asing dengan istilah reuni. Temu kangen sesama teman di sekolah atau di kampus. Atau kita juga termasuk yang sering kumpul-kumpul dengan teman-teman sekolah. REUNI ada yang setuju, ada yang gak setuju.
Menurut sebagian ahli Psikologi, Reuni, apapun istilahnya adalah suatu upaya, yaitu upaya mempertemukan kembali yang dulu pernah bersama, upaya mencari eksistensi diri yang mulai pupus dari memori karena di makan usia.
Atau dengan kata  lain, Reuni merupakan sarana untuk melihat kembali diri kita beberapa tahun ke belakang. Dengan melihat masa lalu, seseorang akan mengerti bahwa kehidupan yang dia jalani selama ini merupakan suatu hal yang sangat penting. Setiap orang melalui kenangannya pasti akan membuat monumen-monumen dirinya agar dapat selalu mengingat bahwa dia itu berkembang.
Sebuah reuni, seseorang juga bisa mendapatkan kenangan masa lalu. Karena saat reuni, kita pasti bertemu dengan teman-teman lama yang tentunya tahu sifat kita dulu.Â
Penulis ketika mengadakan reuni dengan teman-teman Alumni MAN 1 Brebes angkatan 2000 sangat terkesima dan bikin tertawa ketika melihat teman kita yang dulu ketika sekolah hanya bawa satu buku saja dan diselipkan di saku celana belakangnya, tapi setelah  18 Tahun dia ternyata menjadi seorang pendidik yang sukses, dan banyak cerita-cerita yang lainnya, kalau di ceritakan ga akan habis cerita kenangan di waktu sekolah dulu.
Ini bukan dalih, tapi patut direnungkan. Manfaat Reuni adalah salah satu jalan menyambung dan memelihara tali silaturahim yang sangat dianjurkan oleh agama.
Reuni akan bermanfaat, Reuni akan sehat dan positif bila kita tidak EGOIS. Gak usah mikir yang macama-macam tentang reuni. Gak usah pakai "jaket" kekinian untuk mengenang masa lampau. Gak usah bawa-bawa pangkat, jabatan, harta atau status sosial. Sepakatilah, reuni atau temu kangen seharusnya "melepas" jaket KEAKUAN dalam pertemanan. Berteman adalah KITA, Kamu dan Aku bersama-sama. Itu saja.
Ada beperapa prinsip yang perlu di pegang dalam kita berreuni dengan tean lama kita yaitu prinsipnya DAKU KEKET alias DATANG-KUMPUL-KENANG-KETAWA.
KUMPUL, berkumpul, menjadi SATU, menjadi KITA bukan aku atau kamu. Selalu kompak dan saling mengerti. Karena "kumpul" kita akan menjadi kokoh dan solid. Jika tidak, maka kita akan tercerai berai.
KENANG, mengenang saat indah waktu sekolah, waktu di kampus karena itu menyehatkan. Mengenang masa yang lalu adalah sebab kita menjadi sekarang, kenanglah yang lalu asal kita tak tenggelam pada masa lalu.