Mohon tunggu...
Rokhis Khomarudin
Rokhis Khomarudin Mohon Tunggu... -

Lahir di Pekalongan, tinggal di Jakarta, pernah tinggal di Jerman selama 4 tahun, suka Bayern Munich, suka makan sambil ati, nasi goreng kambing, kaeze spaetzel, nasi briyani, dan sego megono.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dapatkah Masalah Banjir di Jakarta Dapat Diselesaikan? (Sebagai Bahan Renungan Memasuki Musim Hujan)

1 November 2011   01:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:13 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Konon banjir besar di Jakarta memiliki periode ulang 5 tahun. Akan tetapi sebenarnya banjir kecil di Jakarta hampir terjadi setiap musim hujan.Teringat waktu masa kuliah dan tiap minggu berkunjung ke rumah paklik dan pakde di bilangan daerah Karet Tengsin Bendungan Hilir.Baru hujan sedikit, daerah tersebut sudah tergenang air hampir satu lutut.Malam minggu di wilayah itu hanya dinikmati dari atas loteng dengan memandang keindahan lampu di gedung-gedung bertingkat karena malas keluar akibat banjir.Tahun 2002, banjir besar terjadi di Jakarta, Jalan Thamrin tenggelam banyak korban jiwa dan ingat juga waktu itu ikut sibuk menyiapkan data cuaca harian dan prediksinya untuk Kompas, hampir satu bulan penuh bekerja lembur.Entah ada artinya atau tidak bagi masyarakat yang penting waktu itu sudah berkontribusi untuk banjir di Jakarta.

Tahun 2007, banjir besar di Jakarta terulang kembali.Teringat juga waktu tahun 2002, banyak sekali tulisan di media massa tentang masalah banjir di Jakarta.Bagaimana mengatasi dan menyelesaikan masalah sudah banyak diulas para ahli masalah hidrologi, lingkungan, tata kota, ahli cuaca, dan lain sebagainya.Bukan berarti PEMDA DKI diam saja lho.. sudah banyak yang mereka lakukan untuk mengatasi banjir di Jakarta.Sistem peringatan dini banjir Jakarta sudah bagus.Pengamatan tinggi muka air dilakukan 24 jam, informasi disebarkan lewat HP para lurah di seluruh daerah rawan banjir sudah dilakukan, prosedur dan pelaksanaan pembukaan pintu air untuk mengatasisudah dilakukan dengan seksama, bahkan pembuatan kanal banjir yang menghabiskan data trilyunan rupiah sudah dilakukan.Mau bagaimana lagi coba? Sudah capek, malah Gubernurnya yang dituntut di meja pengadilan, apa gak marah tuh pak Sutiyoso? Marah gak ya pak?

Masalah utama banjir yang ada di Jakarta adalah jumlah air yang masuk ke kota Jakarta terlalu banyak dan daya tampung air di kota Jakarta sangat rendah.Kalau tempat airnya cuma bisa menampung satu liter air ternyata diisi lima liter ya akan tumpah kemana mana itu air.Tahun ini memang tidak bisa berkontribusi untuk memantau cuaca dan menganalisis banjir yang terjadi di Jakarta karena harus melanjutkan studi di negara lain.

Masih mikir bagaimana berkontribusi untuk menyelesaikan masalah banjir di Jakarta.Dalam suatu perjalanan dari rumah ke kampus dengan menyusuri sungai Rhein, sempat diskusi dengan teman bagaimana menyelesaikan masalah banjir di Jakarta.Sungai Rhein merupakan sungai besar yang melintasi beberapa kota di Jerman hingga sampai Belanda.Tiap hari kapal-kapal besar melintas di sungai ini dan menjadi sarana transportasi yang sangat baik.Sempat terpikir, bisakah sungai-sungai di Jakarta dapat digunakan untuk sarana transportasi? Terus bagaimana caranya? Dapatkah juga menyelesaikan masalah banjir?

Diskusi berlanjut dengan pertanyaan teman, kalau kita punya dana yang tidak terbatas (unlimited budget) dapatkah kamu menyelesaikan masalah banjir di Jakarta?Langsung saja dengan yakin aku jawab „Bisa“.Temanku itu langsung bertanya lagi bagaimana caranya? Karena masalahnya adalah jumlah air yang berlebih jauh dari daya tampungnya, maka cara yang tepat adalah membuat air yang mengalir ke Jakarta dapat ditampung dengan baik tanpa membuat kerugian bagi masyarakat.Nah, bagaimana cara menampung air dengan baik?Sesuai dengan sifatnya, air akan mengalir mengikuti wadahnya.Sungai yang melintas di kota Jakarta (ada 6 sungai kalau gak salah) harus dapat mengalirkan air dengan baik menuju tempat dengan daya tampung air yang sangat besar yaitu laut.Selain itu dapat juga dibuat tempat-tempat penampungan air seperti embung atau waduk di wilayah hulu, sehingga air yang mengalir ke Jakarta tidak terlalu banyak.Kalau air dialirkan dan ditampung dengan baik, Insya Allah banjir di Jakarta akan dapat diselesaikan.Terus temanku bertanya lagi, bagaimana kegiatan konkretnya? Gak mudah khan mengalirkan air yang banyak sedangkan kondisi lingkungan yang begitu buruk di Jakarta?

Baik, diskusi terus berlanjut.Karena kita punya dana yang tidak terbatas (unlimited budget) maka hal yang dilakukan adalah

1.Merelokasi masyarakat, bangunan, dan sarana prasarana dalam jarak tertentu dari sungai dan dari jangkauan air pasang laut

Merekolasi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai memang sulit, akan tetapi kalau mereka direlokasi ke tempat yang lebih nyaman, hidup lebih layak, dan perekonomian meningkat tentu banyak yang mau pindah. Permasalahan yang ada sekarang adalah warga yang tinggal dibantaran sungai diusir tanpa jaminan sosial yang memadai, tentu mereka berontak.Nah, bagaimana cara merelokasinya? Di Sumatera dan Kalimantan “katanya” banyak lahan yang ditinggalkan oleh perusahaan HPH karena “bangkrut” dan menimbulkan masalah kebakaran hutan dan lahan disana.Lahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk merelokasi masyarakat yang tinggal di bantaran-bantaran sungai di Jakarta.Dibuat suatu perumahan dengan nuansa kota modern dan fasilitas yang lengkap. Masyarakat yang yang dipindah dapat menempati kota tersebut dengan gratis dengan jaminan sosial yang memadai. Mereka di gaji selama satu tahun dengan kebutuhan yang terjamin.Bagi yang bekerja sebagai PNS atau Guru dapat digunakan untuk mengajar di sekolah-sekolah yang dibuat disitu bahkan perkantoran dapat dibuat dalam kota tersebut.Supaya nantinya bisa mandiri, dilakukan pelatihan-pelatihan untuk menghasilkan suatu produk yang dapat dijual, membuat suatu perkebunan dan roda perekonomian dapat berjalan dengan baik. Kepercayaan masyarakat diperlukan dalam hal ini.

Untuk perkantoran dan hotel yang berada di wilayah yang direlokasi, maka disediakan ganti rugi yang memadai dan IMBnya tidak diperpanjang.Pegawai yang bekerja pada hotel, kantor, atau pabrik dapat juga ikut relokasi di atas atau memilih untuk tinggal di tempat semula, namun jaminan sosialnya dipenuhi.

Keuntungan melakukan hal ini adalah dapat mengurangi jumlah penduduk kota Jakarta, masalah sosial akan berkurang, dan juga membantu menyelesaikan masalah kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan.

2.Memperdalam dan melebarkan sungai sehingga daya tampung sungai meningkat

Setelah sungai dan dataran banjirnya terbebas dari pemukiman masyarakat, maka sungai dapat diperlebar maupun diperdalam. Sungai yang lebar dan dalam dapat digunakan untuk transportasi dan pariwisata. Hal ini akan membantu mengurangi kemacetan yang terjadi di Jakarta dan pendapatan dari pariwisata akan meningkat.Jakarta akan menjadi kota yang indah dan dapat dikenang siapa saja yang berkunjung.Sebagai ibukota negara, selayaknya Jakarta nyaman, aman, indah, dan tentram.

3.Membuat waduk atau embung-embung di daerah hilir, sehingga mengurangi air yang masuk ke Jakarta

Salah satu cara mengurangi jumlah air yang masuk ke Jakarta adalah membuat waduk atau embung di daerah hulu.Relokasi masyarakat juga dilakukan untuk membuat waduk ini.Hal sama dilakukan pada cara 1, merelokasi masyarakat dengan jaminan sosial yang terpenuhi, memadai dankesejahteraan terjamin.Warga tentu akan sangat mau untuk pindah dengan jaminan sosial yang memadai. Waduk atau embung juga dapat digunakan untuk tempat wisata yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.

4.Membuat kanal baru?

Tidak perlu, karena 6 sungai yang telah lebar dan dalam telah menjadi kanal-kanal banjir yang handal dan dapat mengalirkan air dengan baik ke laut.

Masalah jangan dipecahkan, karena akan menjadi masalah kecil-kecil yang banyak.Masalah juga jangan diatasi, karena kalau masalah hanya diatasi maka tidak akan langsung disentuh hanya dilihat di atas saja.Masalah harus diselesaikan hingga benar-benar selesai tidak menjadi masalah lagi.

(ditulis pada Februari 2007)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun