Tulisan Mas Cahyadi Takariawan mengusik hati saya. Tentang perlu tidaknya sekolah tinggi ilmu berumah tangga? Tahun 1970an seingat saya pernah ada Akademi Ilmu Rumah Tangga di Jalan Lembong ,Kota Bandung, yang didirikan oleh ISWI kalau saya tidak salah. Nyatanya ilmu rumah tangga yang diajarkan seputar memasak, menjahit, atau mendekati housekeeping begitulah, dan lain sejenisnya.
Dulu juga ada sekolah yang namanya SKKP atau sekolah kesejahteraan keluarga pertama (setingkap SMP). Lagi-lagi yang diajarkan seputar tata boga, tata laksana rumah tangga, tata busana. Kalau sekarang diajarkan saat SMA.
Sejatinya, menejemen rumah tangga adalah keahlian paripurna individu dalam menerapkan ilmu, keterampilan  dan wawasan yang dimilikinya, plus kecerdasan ESQ yang ia punya, dalam sebuah praktik nyata. Jadi, sifatnya sangat komprehensif.
Semua insititusi, badan usaha dan berbagai organisasi, dalam pelaksanaan operasi kerjanya bahkan membutuhkan bagian ‘rumah tangga’. Yang mengurus operasional mendasar sehari-hari, seperti bangunan, fasilitas kerja, konsumsi dan yang mendasar bagi kelangsungan hidup manusia dan organisasi.Â
Bahkan dalam sebuah istana kepresidenan saja kepala bagian rumah tangganya adalah mereka yang memiliki tingkat keahlian tinggi. Tidak bisa setara asisten rumah tangga biasa, karena level kerjanya setara dengan seorang menejer.
Karena itulah saat terjun menjadi ibu rumah tangga, sesungguhnya seorang wanita sedang diterjunkan sebagai seorang manajer kecil-kecilan. Seorang ayah juga jadi pemimpin level sederhana. Maka jenis menejemen apa saja yang harus dikuasai?
Menejemen Apa Saja dalam Rumah Tangga?
Menejemen Pemasaran
Saat terjun berumah tangga, otomatis  sepasang suami istri adalah menejer pemasaran. Baik memasarkan jasa keahliannya (jika bekerja), ataupun memasarkan usaha pribadinya. Demi melangsungkan hajat hidup rumah tangganya. Secara konvensional, masih banyak rumah tangga yang mengandalkan suaminya saja bekerja, dan pembagian tugas urusan rumah tangga sepenuhnya ditangani istri.
Dalam praktiknya, banyak ibu yang merangkap sebagai pencari uang sekaligus mengelola rumah tangga. Ibu dengan  banyak keahlian dapat  membantu suami mencari penghasilan tambahan meski tetap berada di rumah. Misalkan dengan berwiraswasta atau pekerjaan paruh waktu seperti penerjemah, editor, financial advisor, akuntan lepas dlsbnya. Karenanya  ibu model begini  boleh diacungkan jempol, karena  tidak mudah  dan harus memiliki kepandaian jamak.
Menejemen Keuangan dan Asset