Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Diminta Jadi Ketua PKK RT, Oh Nooo, Terimakasih, Tapi Maaf.

23 Desember 2024   12:17 Diperbarui: 23 Desember 2024   12:34 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi menggunakan Canva, masrierie Kompasiana

Diary Tahun  1997.

"Ibu, dengan  sangat , sebagai ketua PKK RW, saya meminta ibu untuk segera aktif di PKK RT, sebagai pengurus dan Ketua PKK RT..., tidak ada lagi kandidat yang  cocok selain ibu. " ibu Ketua RW  dengan  santun namun  setengah memaksa,  menyampaikan permintaannya.

Saat itu  arisan RT di gedung pertemuan RT. Di Kompleks Perumahan KPR bersubsidi, lokasinya  masih dikelilingi sawah, butuh setengah jam dari jalan raya utama.

"Begini Bu, alasan saya memilih ibu," sambil  membenarkan letak kacamatanya. Ibu istri Ketua RW yang  juga istri pensiunan itu  menjelaskan, ketika  saya menolak halus.

"Pertama , ibu tidak punya kesibukan, pasti santai, karena ibu  hanya ibu rumah tangga, bukan ibu bekerja. Contohnya nih, Ibu Entin sebelah rumah ibu, beliau kan bekerja.  kasir di Apotek. Lalu Ibu Enden, dia  pelayan  di restoran  ....., bu Tuti, jualan gorengan...." tuturnya.

"Ke dua, usia ibu masih muda, masih gesit ke sana kemari. Masih enerjik..... Ke tiga,  ibu punya potensi. Kami lihat-lihat , ibu kok pintar  komputer ya, kabarnya ibu di rumah suka bantu-bantu suami di depan komputer. Bisa dong nanti bantu-bantu ketik laporan RT  ya, bikin Laporan Pos KB ,Posyandu, Posbindu.... Ya , jadi ketua merangkap rangkap sekretaris PKK RW lah..... Kalau Ketua PKK RT  mengerahkan dan mengarahkan ibu-ibu  .... ," tambahnya.

"Betul bu, kami mendukung ,"timpal Ibu Kokom yang ikut hadir. " Lagian ibu satu-satunya di  RT rumah kita yang punya mobil, ternyata ibu pandai menyetir sendiri ya , kemarin saya lihat lho waktu ibu bawa bayi ibu ke dokter... Kita perlu kendaraan  juga bu, kalau harus hadir ke kantor kelurahan, kan lumayan jauh. Apalagi kantor kecamatan....,"

"Iya, jadi warga itu harus ada kontribusinya ke lingkungan....Silaturahmi, dan ikut mendukung berbagai kegiatan warga dan kelurahan," timpal ibu sepuh lainnya.

Aku masih diam.Setelah tadi menolak halus , malah semakin dicecar.

Tiba-tiba samar dari kejauhan  terdengar tangisan bayi, anakku. Semakin lama semakin dekat dan jelas. Aaah, itu pak suami menggendong Dedek. Usianya masih 6 bulan dan  tangisannya sangat keras makin keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun