Kegiatan bakti sosial Ramadhan di kompleks kediaman kami sangat dinanti oleh Kaum Dhuafa di sekitar. Mereka adalah para pekerja  serabutan dan sektor non formal. Seperti asisten rumah tangga , tukang becak, tukang parkir, pemulung, petugas sampah ,petugas kebersihan dan lain sebagainya.
Ada kegiatan Jumat berkah , dimana  Majelis Ta'lim kompleks membagi-bagikan nasi kotak gratis di  area pertokoan kompleks. Ada juga jadwal satu  hari dimana para dhuafa diundang ke masjid untuk sekedar silaturahmi, menyimak kultum, biasanya seorang abang becak melantunkan ayat suci Al Qur'an. Usai shalat lohor berjamaah, mereka bisa pulang dengan membawa pulang bingkisan.Biasanya sembako,sarung dan amplop.
Beberapa panti asuhan dan rumah yatim piatu  ikut bergembira dengan hadirnya bulan suci ini. Dulu sebelum pandemi ,mereka bergembira karena diundang ke masjid kompleks untuk silaturahmi dengan panti asuhan lainya. Menyimak tausiyah, buka bersama, shalat berjamaah. Pulangnya membawa bingkisan dan amplop.
Satpam kompleks juga kebagian rezeki THR dan tips biaya titip rumah dari warga yang mudik.
Kegiatan ini berkat uluran donasi warga dalam bentuk materi, dan tenaga/ waktu. Ibu-ibu kompleks bahu membahu agar kegiatan amal ini berjalan lancar tepat sasaran.
Setiap menjelang berbuka puasa, warga bergiliran menyumbangkan takjil untuk mereka para musafir dan satpam. Ada nasi kotak, kolek/es buah, kurma, air minum kemasan dan gorengan (pisang, bakwan, comro dan lain sebagainya).
Banyak senyum bahagia bagi penerima donasi. Betapa aura bahagia terlukis dalam kebersamaan yang indah.
Namun di balik itu, hendaknya  niat semata mata demi meraih ridho Allah,  sarat keihklasan dalam berdonasi. Para relawan pengumpul donasi dari rumah ke rumah juga tidak mudah, melawan malu dan kudu peka berempati. Kelompok pensiunan dan rumah tangga yang baru belajar hidup biasanya  perlu dipertimbangkaan.
Setiap rumah tangga juga berbeda beda penghasilannya. Wirawastapun ada klasifikasinya. Pengusaha besar, pengusaha menengah dan kecil. Pegawai BUMN (Telkom, PLN, Pertamina, dlsbnya) Â tentu standar penghasilannya lebih besar dari ASN. Bahkan setiap institusi negara pun berbeda tunkin dan renumerasinya.