Menulis juga  seperti sungai-sungai yang mengaliri kehidupan, memberikan warna sejuk  , suasana batin , bahkan  bisa saja kebetulan mewakili uneg-uneg pembaca.
Di Kompasiana saya menemukan semangat dan keragaman  karakter dan gaya , yang bisa memperkaya  wawasan dan kebahagiaan. Â
Tulisan apa saja yang oernah saya  tulis untuk  Kompasiana?. Banyak , mulai dari kenangan, profil sampai kuliner.Â
Menulis Kenangan
Tulisan saya  campur aduk jenisnya, meski sebetulnya  saya lebih suka menulis nostalgia dan kenangan. Hanya saja  saya agak lamban untuk merepro dan mengedit foto, lalu saya merasa perlu untuk mencatumkan watermark dalam setiap foto. Karena tidak sedikit tulisan dan foto 'dicomot' orang lain tanpa izin.
Apapun tulisannya , saya selalu menjaga  jangan sampai ada yang tersinggung, atau  tersakiti hati. Etika perlu saya junjung, cek dan ricek juga perlu.
Menulis kenangan itu 'bikin baper'. Sayang , saya masih belum merealisasikan setumpuk rencana tulisan kenangan..... Dan setumpuk album foto tua. Saya pikir, tahun 1980 dan 1990-an itu belum musim foto digital. Jadi potret tempo dulu itu langka. Apa salahnya kita bagikan dengan seulas  kisah.
Kadang tulisan fiksi saya berantakan, tidak fokus. Mana jumlahnya sedikit pula. Di Kompasiana hanya sedikit fiksi yang saya  hadirkan. Meski sebetulnya saya  pernah menuliskan fiksi untuk media cetak koran dan majalah serta tabloid dengan nama pena yang berbeda.Â
Jadi, hanya sedikit fiksi saya di Kompasiana. Tapi semoga saja  berkenan untuk pembaca. Karena tulisan yang tidak di asah, lama kelamaan tumpulnya juga....