Aku pulang menjelajah  kemarau.  Menyusuri samarnya senja.  Inna,  anakku,  Bunda ingin melihatmu menyingkap tirai batik  itu. Seperti selalu terekam oleh Bunda,  masa kecilmu,  sorak  riang berlari memelukku. Setiap Bunda baru pulang dari pasar.
Ah, rindunya Bunda akan rumah masa kecil itu. Yang kita tinggalkan jauh di masa silam. Tawamu Nak, Â dan kecantikan kulit putihmu itu, Â menjadikan Bunda lupa pada keletihan . Kau selalu menjadi bidadari yang menggemaskan.
Bunda lupa  atas sisi suram puluhan tahun kesetiaan Bunda mengabdikan diri kepada kalian. Di rumah yang Bunda selalu rindukan untuk pulang.
Pada setiap jam 2 malam, di rumah itu Bunda belum pernah absen untuk  bangun menerjang kantuk. Jujur, inginnya masih berleha sejenak di atas kasur. Itu tak mungkin, Bunda  mulai  meracik sayuran untuk membuat tumisan atau sayur bening. Dan menggoreng  tempe balut tepung kesukaanmu. Atau  tahu telur bertabur cabai dan daun bawang yang gurih kesukaan Abah. Buat kalian santap sahur.
Jelang berbuka puasa, dapur kita selalu saja  ramai. Karena saat Bunda memasak untuk berbuka, kau juga duduk di lantai main masak-masakan.
Inna, Bunda memendam rindu akan ruang rumah itu.
Rumah dimana Bunda tak pernah absen untukmu, dan untuk Abah. Untuk Aa Andri, Aa Raka,  dan kau. Pernahkah satu hari saja dalam puluhan tahun itu Bunda absen menyiapkan sarapan, makan siang dan makan malam? Coba sebutkan berapa kali Bunda  membiarkan cucian baju bertumpuk?
Inna  buah hatiku,  mulai dari menyikat kamar mandi, membersihkan selokan, menyapu halaman,  menanam bunga dan sayuran, hingga memboncengmu naik motor  saat kau sekolah. Kapan Bunda pernah absen dari semua itu sayang? Â
Rumah yang selalu saja riuh sejak matahari belum terbit, menyiapkan sarapanmu. Menyiapkan bekal Abah ke kantor, menyiapkan nasi timbel untuk Aamu ke kampus. Betul sayang, semua pekerjaan yang tak pernah mendapat penghargaan dari kebanyakan orang.
Kalau Abah mengijinkan, tentunya Bunda tetap akan menjadi pengajar di perguruan tinggi. Tapi Abahmu lebih suka Bunda berkutat di dapur, kamar andi, kebun , rumah… dan menyusuri jalan-jalan raya mengantar jemput kalian dengan motor.