Ketika lagu RENJANA (Grace Simon) , tahun 1976an menjadi salah satu pemenang (komposisi terbaik) Festival Lagu Populer Nasional Indonesia , adik sepupu ibu saya , penggemar lagu-lagu pop, berpikir keras. Katanya, ini jenis musik yang sedikit aneh. Melodinya janggal dan tidak familiar di telinga. Kenapa bisa menjadi juara?
Kalau menurut saya , seorang anak kecil, justru ini lagu misterius, seperti dibawa ke alam fantasi saat mendengarnya. Seperti ada unsur mistis.
Waktu itu bibi saya tersebut masih tergolong anak muda. Jadi suka kumpul-kumpul dengan temannya. Mengobrol dan mendengarkan musik dari piringan hitam. Itu yang bentuknya seperti keping CD, tapi warnanya hitam dan besar seperti piring makan.
Terkadang mereka beralih mendengarkan siaran radio swasta yang suaranya tidak stereo. Kalau sekarang, sedikit sember. Radio yang mengudara, bukan gelombang FM dengan suara bagus seperti sekarang ini. Melainkan radio dengan gelombang MW, atau SW1, SW2, dan SW3.
Bentuk radionya, seperti kotak, orang bilang radio transistor. Karena saya masih kecil, tidak bisa berkomentar, jadi hanya duduk diam. Televisi yang ada hanya satu channel , TVRI. Itupun harus menunggu sore hari , baru televisi mulai muncul di layar kaca. Warna televisinya juga hitam putih, alias graysale.
“Lagu kok seperti orang ngomong ya? Ini nyanyi atau ngomong?” ketika Grace Simon tampil dengan lagu Renjana di layar TVRI pada sebuah malam.
Mungkin bibi saya sudah terbiasa dengan lagu-lagu pop versi 1970an Tetty Kadi, Mamiek Slamet, Nasution Sister, Broery Pesolima, Bob Tutupoli, Koes Ploes, Panbers… dan banyak lagi. Maka ketika ada genre musik baru , lebih banyak bernada mayor, dengan bahasa bernilai puitis tinggi, bibi saya kebingungan.
Meski masih kecil, saya ikut-ikutan menyimak lagu yang kata mereka aneh didengarnya itu. Kebalikannya, saya malah suka dengan suara Grace Simon, juga lagu Renjana. Ini merupakan lagu unik Indonesia terindah yang pertama saya dengar.
Di Indonesia lagu karya Guruh Soekarno Putra termasuk genrebaru. Sejumlah pengamat musik menyebutnya Pop Kreatif. Bens Leo dari majalah Gadis mengulas karya Guruh ini seperti perpaduan (akulturasi) sentuhan musik pop Indonesia dengan pop Barat . Bahkan juga dileburkan dengan sentuhan etnik tradisional.
Lagu Renjana , kesannya misterius. Mungkin karena saya penyuka bacaan yang sedikit berbau dongeng , kaya imajinasi dan khayal, lagu ini malah saya sukai. Puisinya mistis, berdasarkan sudut pandang pribadi saya.