Mohon tunggu...
HERU PURNOMO
HERU PURNOMO Mohon Tunggu... Freelancer - "HIDUP ITU MEMANG PAHIT. JIKA MANIS ITU ARTINYA ENGKAU BELUM TERUJI"

Penulis hanya seseorang yang tak istimewa dengan pekerjaan biasa-biasa saja. Menulis meredakan stress, mengungkapkan perasaan, & merawat hati. Menuangkan pikiran & perasaan ke dalam kata-kata. Memproses emosi dengan lebih baikdalam menemukan kedamaian dalam diri sendiri. Menulis adalah obat hati yang ampuh. Tertekan atau cemas, cobalah menulis. Beban pikiranpun mereda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Racun dalam Hati, Ketika Kekecewaan Berbuah Merendahkan Orang Lain

27 November 2024   05:20 Diperbarui: 27 November 2024   08:41 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Gambar dihasilkan menggunakan DALL-E AI"

Gangguan Psikologis Terkait

Beberapa gangguan kepribadian dapat menjelaskan perilaku ini:

  1. Narcissistic Personality Disorder (NPD): Mereka yang memiliki sifat narsistik cenderung merasa harus selalu lebih baik dari orang lain. Ketika mereka gagal memenuhi standar tersebut, mereka mencari mangsa untuk memperbaiki citra diri.
  2. Low Self-Esteem: Orang dengan harga diri rendah sering kali menggunakan penghinaan untuk menciptakan ilusi superioritas.
  3. Maladaptive Coping Mechanisms: Kebiasaan ini juga bisa disebabkan oleh cara menghadapi stres yang buruk, seperti memproyeksikan kekecewaan pada orang lain.

 

Efek Domino dalam Sosial

Perilaku semacam ini tidak hanya merusak hubungan interpersonal, tetapi juga menimbulkan dampak yang lebih luas. Dalam lingkup sosial, penghinaan yang terus menerus dapat menciptakan lingkungan penuh permusuhan, mengikis kepercayaan, dan memupuk dendam. Bagaikan api kecil yang dibiarkan menyala, ia bisa membakar harmoni dalam masyarakat.

 

Mengatasi dan Mencegah Perilaku Merendahkan

Untuk keluar dari siklus destruktif ini, pelaku harus melakukan introspeksi mendalam. Beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Refleksi Emosional: Memahami akar perasaan kecewa dan mengidentifikasi apa yang sebenarnya membuat mereka marah atau iri.
  2. Mengembangkan Empati: Belajar menghargai keberhasilan orang lain tanpa merasa terancam.
  3. Terapi Psikologis: Dalam kasus yang parah, konsultasi dengan psikolog dapat membantu mengidentifikasi pola pikir yang salah dan mengubahnya menjadi cara yang lebih sehat dalam menghadapi kegagalan.

 

Penutup: Sebuah Renungan

Melampiaskan kekecewaan dengan merendahkan orang lain adalah tindakan yang, secara sadar atau tidak, menciptakan luka pada orang lain sekaligus pada diri sendiri. Dalam bahasa Jawa, "nggedheke ati" berarti membesarkan hati, tetapi jika dilakukan dengan cara membandingkan atau menghina, sejatinya itu hanya memperbesar ego yang sudah rapuh. Sebagaimana racun yang menggerogoti dari dalam, kebiasaan ini hanya akan membuat seseorang semakin jauh dari kedamaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun