Mohon tunggu...
HERU PURNOMO
HERU PURNOMO Mohon Tunggu... Freelancer - "HIDUP ITU MEMANG PAHIT. JIKA MANIS ITU ARTINYA ENGKAU BELUM TERUJI"

Penulis hanya seseorang yang tak istimewa dengan pekerjaan biasa-biasa saja. Menulis meredakan stress, mengungkapkan perasaan, & merawat hati. Menuangkan pikiran & perasaan ke dalam kata-kata. Memproses emosi dengan lebih baikdalam menemukan kedamaian dalam diri sendiri. Menulis adalah obat hati yang ampuh. Tertekan atau cemas, cobalah menulis. Beban pikiranpun mereda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengkaji Kembali Sistem Zonasi dalam Penerimaan Murid Baru di Sekolah

1 Juni 2024   06:14 Diperbarui: 1 Juni 2024   06:37 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sistem zonasi penerimaan murid baru di sekolah telah menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Zonasi ini diterapkan dengan tujuan untuk memastikan adanya kesetaraan akses pendidikan bagi semua murid, terutama di daerah-daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Namun, pertanyaan muncul apakah sistem zonasi ini masih relevan dan efektif dalam konteks pendidikan saat ini.
Sebagian orang berpendapat bahwa zonasi penerimaan murid baru di sekolah seharusnya dihapus. Mereka berargumen bahwa zonasi ini dapat menghambat mobilitas murid dan tidak memberikan kesempatan yang adil bagi semua pihak. Dengan menghapus zonasi, diharapkan murid akan memiliki kebebasan untuk memilih sekolah sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka.
Di sisi lain, pendukung sistem zonasi berpendapat bahwa zonasi diperlukan untuk mencegah terjadinya segregasi sosial dan ekonomi di sekolah-sekolah. Mereka berpendapat bahwa dengan adanya zonasi, semua murid memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas tanpa adanya diskriminasi.

Penting untuk melakukan evaluasi mendalam terkait efektivitas sistem zonasi penerimaan murid baru di sekolah. Apakah zonasi benar-benar memberikan manfaat yang diinginkan atau justru menghambat kemajuan pendidikan di Indonesia? Keputusan terkait apakah zonasi perlu dihapus atau dipertahankan harus didasarkan pada data dan analisis yang komprehensif.

Sebagai negara yang terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan, penting bagi pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk mempertimbangkan dengan cermat dampak dari penghapusan zonasi penerimaan murid baru di sekolah. Tujuan utama harus tetap menjaga kesetaraan akses pendidikan bagi semua murid sambil memastikan kualitas pendidikan yang merata dan berkualitas.

Dengan demikian, perlu dilakukan diskusi yang mendalam dan kolaborasi antara semua pihak terkait untuk mencari solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan terkait zonasi penerimaan murid baru di sekolah. Hanya dengan pendekatan yang holistik dan berbasis data, kita dapat mencapai sistem pendidikan yang lebih inklusif dan merata bagi semua murid di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun