Sepanjang mata memandang mulai dari perbatasan Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat terasa hijau di pelupuk mata dan rongga dada. Itulah gambaran betapa indahnya Provinsi yang mempunyai motto "Tuah sakato, cilako basilang" yang berarti mufakat dalam melaksanakan hasil musyawarah. Mungkin motto tersebut juga yang membuat Sumbar (Sumatera Barat red) selalu melakukan apapun kata bijak dari nini mamak (leluhur/tetua adat) yang seakan tidak pernah lupa akan keraifan lokal yang harus terus dijaga dan diwariskan dengan baik kepada generasi berikutnya. Bahkan saat menghadiri acara pernikahan yang penuh dengan adat istiadat yang tetap terjaga mulai dari nasehat berupa pantun dari datuk dan nini mamak hingga solidaritas tetangga dalam membantu acara tersebut.
Dan ternyata benar saja, sepanjang jalan diantara perbatasan Provinsi Riau dan Provinsi Sumbar terdapat perbedaan yang perlahan seiring jarak menuju kota Payakumbuh sangat mencolok. Dari mulai vegetasi yang beragam hingga tata ruang wilayah yang asri dan menerapkan konsep ramah lingkungan. Selain itu, kondisi aspal jalan raya yang lebih baik kondisinya dibandingkan dengan Provinsi Riau lebih tepatnya Kabupaten Kampar yang PAD mungkin lebih tinggi. Diiringi alunan aspal hitam yang meliuk-liuk dan menanjak mengikuti kontur permukaan tanah tersaji beragam pohon dan bahkan beberapa kilo meter dari Kota Payakumbuh dapat kita temui sekelompok monyet ekor panjang (
Macaca fasicularis) menyapa di antara kokohnya tembok batuan alam. Tidak lama dari tempat tersebut kita dapat beristirahat sejenak di sebuah Cafe "Bandrek House" yang mempunyai konsep semacam resto makanan cepat saji dengan menu utama Bandrek diengkapi dengan pemandangan sejauh bukit berbaris menuju Provinsi Riau.
Dengan alur jalan yang semakin menurun kita akan disambut hamparan luas hijaunya sawah dengan menjulangnya beberapa bentangan batuan alam yang kokoh tinggi menjulang. Sesampainya di Kota Payakumbuh yang sudah rapat dengan permukiman seakan tertata rapih berdampingan dengan jalan raya yang mulus. Tidak berapa lama sekitar 60 menit kita akan sampai di Kota Bukittinggi dapat dinikmati keramaian di Jam Gadang yang dikelilingi pasar modern dan pasar tradisional. Sejenak dapat berfoto dengan kemegahan Jam Gadang yang belum lapuk dimakan zaman. Jika sedikit cermat memandangi angka romawi pada Jam Gadang terdapat sedikit keanehan dimana angka empat romawi yang seharusnya tertulis IV akan tampak jelas IIII yang terpasang di Jam Gadang. Selesai dari jam Gadang banyak daerah
wisata yang dapat dikunjungi seperti Monumen Bung Hatta, Goa Jepang, Kebun Binatang, Danau Manijau, Danau Singkarak, dan lainnya. Sebelum menuju ke daerah wisata lainnya jangan lupa sejenak sempatkan membeli souvenir khas Jam Gadang Bukititnggi.
Tidak beberapa lama dari Kota Bukitinggi kita menuju ke Kabupaten Tanah Datar tepatnya Danau Singkarak. Hebat dan menariknya jalan raya di Provinsi Sumbar adalah setiap daerah akan saling terhubung dengan daerah lainnya dengan berbagai alternatif jalan raya. Walaupun jalan raya tersebut tidak besar dan jangan khawatir petunjuk jalan tersedia dengan baik dan hampir disetiap titik tersedia petunjuk jalan. Sesampainya di Danau Singkarak dan sangat disayangkan bukan di titik yang menjadi tempat wisata umumnya kami singgah, tetapi walaupun demikian pemandangan alam yang tersaji dengan kabut yang menyelimuti permukaan danau menjadi pemandangan eksotis tersendiri. Tidak beberapa jauh dari Danau Singkarak kita dapat menuju Istana Pagaruyung di dekat Kota Batusangkar. Walaupun tidak sedang dibuka untuk umum (sedang renovasi) dapat terlihat sebuah bagunan kokoh dengan hamparan alam yang indah. Disini kita dapat melihat bagaimana sebuah konsep pembangunan istana yang dilindungi kokohnya bentangan bukit batuan dibelakang istana.
Itulah beberapa destinasi daerah wisata di Sumbar yang dapat dinikmati pada keindahan alam, bangunan, dan kerarifan lokal masyarakatnya. Manfaat berwisata di Sumbar adalah dengan sedikit waktu kita dapat menikmati banyak daerah wisata, sehingga jika mempunyaiwaktu luang lebih percayalah anda dapat mengeksplorasi keseluruhan daerah wisata yang dipermudah dengan akses jalan yang terkoneksi satu sama lain dengan banyaknya jalan alternatif. Selamat menikmati destinasi wisata yang dijaga oleh kearifan lokal masyarakatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya