Mohon tunggu...
Maspras Maspras
Maspras Maspras Mohon Tunggu... -

beribadah dalam setiap denyut nadi. \r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Etika Komunikasi di Ruang Publik

10 November 2011   07:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:50 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

ruang publik merupakan wilayah yang mudah untuk diakses dan dicermati oleh banyak pihak. tidak terbatas pada golongan ekonomi maupun strata sosial. ruang publik seringkali menjadikan sebuah barometer atas kondisi di masyarakat. ruang publik menjadi dinamis dan bermanfaat bilamana yang berkomunikasi adalah mereka-mereka yang mengeluarkan atau menyatakan optimisme dan semangat.


  • bila di ruang publik terdengar suara miring, negatif dan bahkan keluh kesah tidak perlu lama menanti, publik akan menangkap informasi itu sebagai gambaran yang sesungguhnya terjadi.
  • bila di ruang publik diisi dengan rasa gundah gulana maka optimisme akan meredup, hilang daya juang.
  • bila di ruang publik diisi dengan amarah, maka amarah tersebut akan bertambah banyak dan terus membesar.

diperlukan kedewasaan dari siapapun yang bisa berkomunikasi di ruang publik. tidak hanya sebatas pada rakyat biasa tetapi juga melingkupi pemimpin bangsa. dari ruang publik inilah dapat dicerna bagaimana kondisi psikologis dan sosiologis sebuah bangsa.
mana yang lebih banyak?
nuansa positif kah atau nuansa negatif?
mana yang lebih banyak?
optimisme atau pesimisme
mana yang lebih banyak?
harapan atau cemoohan
mana yang lebih banyak?
pujian atau cacian
makin banyak yang positif, maka nilai positif itu akan tersebar dan membesar di kalangan publik.
dan begitu sebaliknya.
makin banyak yang negatif, maka nilai negatif itu akan tersebar dan membesar di kalangan publik.
negara ini sangat membutuhkan nilai-nilai positif yang bisa diteruskan kepada setiap insan. negara ini tidak perlu curhat gundah gulana atau kemarahan.
sejatinya mereka-mereka yang berbicara di ruang publik sadar akan betapa besarnya efek dari apa yang mereka sampaikan di ruang publik. baik efek langsung maupun tidak langsung. oleh karenanya para pembicara di ruang publik harus hati-hati dalam memilih kata dan merangkai kalimat. dari kata dan kalimat inilah publik akan merespon dan meneruskannya kepada pihak lain.
positif yang disampaikan, maka positif yang ditularkan.
negatif yang disampaikan, maka negatif yang ditularkan.
bagaimana dengan etika komunikasi di ruang publik ala presiden SBY??


pembukaan rapat terbatas,Istana Negara, Rabu 9 November 2011.
"Ini masalah isu politik. Saya sudah 10 hari lebih menjalankan tugas internasional, baik 4-5 hari hadiri G-20 Summit dan UNESCO Conference di Prancis. Termasuk lanjut memantau persiapan rangkaian ASEAN summit. Saya memantau bencana alam di Sumbar dan langkah lain.
Memang saya cenderung memantau saja tentang apa terkait dinamika politik di negeri kita ini termasuk di media massa atau percapakan warung kopi. Saya tertarik ada tadi malam yang sampaikan ke saya. Saya ulangi, menjelang subuh sebetulnya, ada yang apa namanya. Ini karena di media dan didengar rakyat maka perlu saya tanggapi dan luruskan.
Kemarin Managing Director World Bank Ibu Sri Mulyani menemui saya selaku Presiden.Yang bersangkutan datang ke Indonesia untuk menghadiri satu pertemuan ASEAN Finance ASEAN Minester Meeting. Seperti biasanya, kalau ada pejabat senior dari organisasi internasional itu menyempatkan waktu ketemu saya selaku Presiden, membahas kerjasama di antara lembaga internasional dengan Indonesia.
Saya tidak mendengar langsung, tapi konon di sebuah televisi dikatakan kalau itu benar. Begitu yang dikatakan kepada saya, itu dalam rangka konspirasi Century. Saya pikir ini ada yang tidak waras.


Kebijakan pemerintah tentang Bank Century, lanjut dia, sangat jelas. Hukum ditegakkan tapi jangan campuradukkan dengan politik. Silakan. Penegak hukum bekerja, ada kejaksaan, kepolisian, KPK, silakan.
Di negeri ini gampang sekali kalau ada yang salah ya berikan sanksi. Kalau tidak salah tentu tidak diberikan sanksi. Saya tidak ingin isu ini terus berlanjut sampai di generasi mana pun. Mari kita melihat ini dengan jernih. Sehingga ada seorang pejabat lembaga internasional datyang ke saya selaku presiden dan terbuka di dampingi yang lain, agenda yang dibahas jelas dan langsung dianggap itu sebagai konspirasi Century.
Sekali lagi itu tidak waras. Sama halnya saya juga menerima beberapa pesan atau SMS ketika saya hadiri HUT Golkar beberapa saat lalu. Langsung dihantam karena seolah dukung Lapindo dalam arti dianggap juga sebagai konspirasi Lapindo. Ini juga tidak waras.


Saya sebagai presiden diundang partai politik yang melaksanakan ulang tahun Partai politik koalisi dan saya selalu datang. Tetapi menjadi semua forumnya terbuka, pidato saya bisa didengar rakyat. Pidato yang lain juga didengar publik. Kebijakan pemerintah tentang penyelesaian lumpur Sidoarjo juga sudah jelas apa tanggung jawab pemerintah, apa tanggung jawab dan kewajiban Lapindo. Mari kita dudukkan segala sesuatu dengan benar. Jadi sekali lagi tidak waras.


Lalu dianggap sebagai konspirasi Lapindo, wong semuanya terang benderang di situ. Saudara-saudara, politik dan demokrasi di negeri ini bisa lebih sehat, matang, dan berkualitas, terpulang ke kita semua membawa negeri ini ke arah menuju ke keadaan lebih bermartabat.”


bahasa mengungkapkan jati diri.
bahasa mencerminkan isi hati.
apakah apa yang disampaikan oleh sby beretika?
apakah yang disampaikan oleh sby merupakan nilai positif?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun