Indonesia tidak pernah selesai dengan diri sendiri...
Reformasi pada awalnya diusung, diharapkan menjadi solusi bagi permasalahan internal kita, sekarang justru menjadi entry point bagi daftar panjang masalah bangsa. Segala hal digugat mulai dari hal remeh temeh sampai yang paling mendasar, segala instrumen didorong menjadi dinamis, selalu bergerak, tidak terkecuali dalam setiap momentum agenda perpolitikan baik tingkat lokal maupun nasional.
Bahkan dalam Dinamika politik nasional sekarang ini, sudah menjadi potensi ancaman bagi Negara Kesatuan kita, polanya justru semakin menjauhkan kita dari pergerakan menuju titik kesetimbangan baru dalam berdemokrasi yang matang dan mapan, ambivalen, lebih berpihak ke status quo, menjadikan Agenda Negara yang sangat pragmantis, kurang tajam dalam berwawasan dan bervisi ke depan. Horizon bernegara meredup, menjadikan kita tidak pernah selesai menjadi diri sendiri. Itu NKRI sekarang.
Setelah mengalami masa suram dininabobokan Orba, Euforia reformasi sebagai lokomotif transisi demokrasi, ternyata mewariskan masalah baru pada generasi 5G+ yang kalau tidak segera dibenahi akan menjadi kotak Pandora, menjadi trigger bagi pudarnya spirit eksistensi keutuhan wilayah NKRI.
Pragmatisme kebebasan berdemokrasi , menghasilkan dinamika politik nasional yang membahayakan dan mengurai perekat bangsa. Ujungnya, reformasi sebagai alat instrumen perubahan, justru merefleksikan potensi ancaman. Ganti pemimpin, ganti pula program kerja sesuai kepentingan parpol dan kelompok kroninya. Sekedar ganti siapa yang akan leading dalam dalam mengawaki KKN. Korupsi tetep jalan, kolusi dan nepotisme pun akan berkelanjutan hanya sekedar ganti istilah dan kosakata. Tidak akan ada program pembangunan berkelanjutan.
Status quo akan menang siapapun pemimpinnya kelak, daya tawar rakyat melemah, KKN plus Koalisi, atau apapun namanya itu akan tetap pragmatis, biz as usual, tetap wani piro, tetap raisopopo.
Esensi demokrasi sejatinya adalah seni berebut kekuasaan dalam suatu kerangka tertentu, terukur, dalam payung politik.
Meski rasa optimis harus tetap kita jaga, namun dalam perspektif seperti itu, reformasi, transisi demokrasi telah menjadikan Dinamika Politik Nasional menjadi Ancaman bagi Negara Kesatuan dalam jangka panjang, menjadi barier to entry terhadap misi keadilan dan kesejahteraan merata bagi rakyat.
Pemimpin boleh silih berganti, KKN akan tetep diwariskan berkelanjutan.
Dinamika politik nasional sebagai produk reformasi, layak masuk dalam daftar ancaman negara..!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H