Setelah viralnya konten Bima yang mengkritik pemerintah di Lampung tentang infastruktur yaitu masih banyaknya jalan berlubang dan kurang mendapatkan perhatian oleh pemerintah. Bima yang lain mulai muncul untuk mengkritik pemerintah didaerahnya masing-masing. Tidak begitu berbeda, isi kritikan dari bima yang lain ini juga banyak yang menyinggung soal infrastruktur khususnya jalan yang rusak.
Dari banyaknya jalan yang rusak, Kabupaten Gunungkidul menjadi salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang menjadi topik perbincangan di media sosial sejak beberapa minggu yang lalu.
Sebenarnya fenomena jalan rusak sudah lama diperbincangkan, namun tidak ada respon dari pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Dengan viralnya konten-konten kritikan dari warga diberbagai daerahnya masing-masing melalui media sosial, hal ini menjadi peluang untuk warga Gunungkidul dalam menyuarakan lagi fenomena jalan rusak.
Ada banyak titik jalan yang dikeluhkan oleh warga Gunungkidul, salah satunya di jalan Karangmojo-Semanu. Yang mana jalan ini termasuk jalan kabupaten yang memiliki panjang 5.5 KM. Sepanjang jalan terdapat banyak titik yang berlubang, dan bahkan tidak sedikit lubang tersebut ditutup oleh warga setempat menggunakan tanah kapur.
Kondisi jalan ini cukup ramai karena selain sebagai salah satu jalan utama penghubung 2 kapanewon yaitu Karangmojo dan Semanu. Jalan ini juga digunakan sebagai jalan alternatif para wisatawan yang ingin berlibur ke pantai yang ada di Gunungkidul. Sehingga, tidak sedikit warga yang belum hafal dengan kondisi jalan tersebut mengalami kecelakaan.
Dengan banyaknya warga yang mengalami kecelakan dan juga yang mengeluhkan karena tak kunjung mendapatkan perhatian oleh pemerintah kabupaten. Karena tidak mendapatkan tanggapan oleh pemerintah, beberapa warga pun jengkel dan mulai mengkritik dengan melalui berbagai media sosial. Ada yang memvideokan kondisi jalan yang berlubang, bahkan ada juga belum lama ini ada salah satu anak muda yang membuat video sedang memancing di tengah jalan tersebut.
Yang paling unik dari berbagai bentuk kritikan yang disampaikan oleh warga setempat yaitu memasang sejumlah spanduk yang berisi himbauan dan protes disepanjang jalan. Salah satu spanduk yang dituliskan oleh warga setempat yaitu “HATI-HATI!!! ANDA MEMASUKI KAWASAN WISATA JEGLONGAN SEWU”. Kata “Jeglongan Sewu” berarti seribu lubang, meskipun faktanya tidak ada seribu lubang tetapi hal ini merupakan bentuk ekspresi warga setempat yang jengkel karena tidak ada perhatian oleh pemerintah.
Dengan melihat fenomena ini seharusnya pemerintah Kabupaten Gunungkidul menanggapi apa yang menjadi keluhan oleh warga. Tidak hanya di jalan Karangmojo-Semanu tetapi jika kita lihat banyak sekali titik-titik jalan yang ada di Gunungkidul penuh dengan lubang yang dapat membahayakan warga maupun wisatawan yang akan berkunjung ke wisata yang ada di Gunungkidul.
Kabupaten Gunungkidul mempunyai luas 1.485,36 km2 dengan banyaknya wisata-wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan. Jika jalan tidak dijadikan prioritas dalam pembangunan dan perbaikan insfrastruktur, maka nanti akan mempengaruhi jumlah wisatawan yang akan berkunjung. Pada akhirnya, nanti akan berdampak pada pendapatan para pelaku UMKM yang ada disekitar wisata tersebut.
Sendi Cahyo Pramono, Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H