JANGAN DI BACA
INGIN BANGKIT DARI TERPURUK – BELAJAR DARI PENGALAMAN ORANG LAIN
Terpuruk dan bangkit dari keterpurukan, bagi saya seperti hukum alam seperti siang dan malam, suka dan duka, benci dan cinta, sedih dan gembira, basah dan kering dll. Bila Anda terpuruk, Anda bisa menyalahkan sesuatu atau orang lain sebagai alasan penyebabnya, namunbila Anda tidak bangkit, Anda tidak bisa menyalahkan siapa dan apapun. Kebangkitan Anda mutlak menjadi tanggung jawab Anda sendiri dengan segala kemauan dan usaha Anda mencari cara untuk bangkit.
Sering kita mendengar ucapan “Experience is the best teacher”. Ucapan ini ambigu, pengalaman diri sendiri dan juga pengalaman orang lain adalah guru terbaik. Seperti apakah kadar kedalaman keterpurukan Anda, yang bisa Anda jadikan guru, hanya Anda sendiri mengetahui dengan jelas benderang. Bagi Anda yang belum pernah terpuruk dan yang sudah sering terpuruk pengalaman pengalaman orang seperti dibawah ini, silahkan simak, jadikan pelajaran sekaligus guru.
1.Keterpurukan almarhum lima pandawa : Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Kelima orang ini terpuruk, terhina, malu. Mereka di usir dari negaranya. Negaranya di kuasai. Bisnis dan harta kekayaannya di jarah dan di rampok. Salah satu istri mereka hampir di perkosa di depan umum. Semua ini dilakukan oleh saudara mereka satu kakek dan satu nenek. Mereka ini berlima, jadi masih ada saudara yang di ajak berembug dan bertukar pikiran. Bandingkan dengan 2
2.Keterpurukan Brawijaya V raja Majapahit itu. Karena hanya perbedaan paham dan keyakinan dengan anak kandung nya, kerajaan dan lain lain miliknya direbut. Tidak ada catatan sejarah tentang pertumpahan darah. Beliau mengalah dan sadar betul, tidak elok dunia akhirat bunuh membunuh antara ayah dan anak kandung. Asal tetap hidup beliau meninggalkan kerajaannya hidup asketis sesuai keyakinannya hanya ditemani 2 orang kepercayaannya tanpa sanak saudara yang bisa diajak berembug atau menemani beliau. Dalam masa asketisnya beliausempat mendirikan candi sebagai warisan keluhuran budhinya : CandiCheto dan Candi Sukuh di lereng gunung Lawu (sekarang Kabupaten Karang Anyar Provinsi Jawa Tengah ) dan beliau juga meninggalkan ajarannya yang sangat terkenal Neng Ning Nung (Meneng, Wening, Dunung) yang mungkin bisa diartikan sebagai Ada Tenang Menuju yang Maha Suci atau ADA Menuju Kematian ( Bandingkan ajaran Zein Zum Tode dari Martin Heidegger di abad ke 20 ). Karma berkata lain, beliau harus meninggalkan tempat suci ini demi tugas kewajiban menjaga badan phisik dan roh nya agar beliau tetap hidup, tanpa arah dan tujuan, terkepung sampai mentok di lautan luas Samudra Hindia. Di sebuah tebing yang curam di samudra ini konon beliau di bujuk (Pangrena, sekarang pantai ini di sebut pantai Ngerenehan). Sekali lagi karma berkata lain beliau masih mendapat kesempatan berjalan di atas tebing yang curam sampai berakhir di pantai Ngobaran (Kompasiana Freez Rabu 21 Agustus 2013). Di pantai ini riwayat beliau tamat. Negara dan bangsanya tinggal sejarah. (pantai Ngerenehan dan Pantai Ngobaran ada di Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DIY). Jadi 500 tahun yang lalu beliau lari dari Mojokerto Jawa timur sampai Jawa Tengah, Berakhir di DIY)
3.Keterpurukan Pangeran Diponegoro tahun 1825 – 1830 sampai beliau dan kerabat di pindah dari Yogyakarta ke Makasar
4.Keterpurukan President Mursi Di Mesir sekarang ini.
5.Cari sendiri contoh contoh lain tokoh tokoh bisnis atau pemimpin pemimpin kita yang sedang mengalami keterpurukan saat ini.
Keterpurukan keterpurukan diatas merupakan contoh contoh nyata yang bisa kita ketahui dan dijadikan guru, bagaimana seseorang terpuruk tanpa disadari dan karena beberapa hal. Saya sebagai orang kecil selama ini sering juga terpuruk dan bangkit, terpuruk lagi bangkit lagi. Terpuruk dan bankit datang tanpa diundang, pergi tanpa terhalangi.Setiap terpuruk saya melakukan seperti dibawah ini sebagai hasil belajar dari contoh contoh di atas :
1.Menjaga Jiwa dan Raga agar tetap sehat karena disitu saya hidup sebagai manusia
2.Berdoa, memohon ampunan Tuhan, berterima kasih karena masih di beri hidup sehat dan mohon agar dikabulkan permohonan hidup lebih baik.
3.Selalu membaca kitab suci Agama dan Sloka yang saya afalkan di luar kepala : “ Jalan apapun orang memuja Ku. Pada jalan yang sama Aku memenuhi keinginannya, wahai Partha, karena pada semua jalan yang di tempuh mereka, semuanya adalah jalan Ku”(Bhagawad Gita IV – 11). “Tetapi, mereka yang memuja Ku dan hanya ber meditasi kepada Ku saja, kepada mereka yang senantiasa gigih demikian itu, Aku bawakan segala apa yang belum di milikinya dan menjaga segala apa yang sudah dimilikinya” (Bhagawad Gita IX – 22)
4.Mencari waktu untuk berada di depan cermin. Sambil mengepalkan tangan kanan saya mengucapkan dengan sangat serius : Wahai semua unsur yang ada pada badanku ini, tolong aku agar bisa lepas dari keterpurukan ini. Tolong aku mewujudkan cita cita ku ini........(sebut apa kemauan saat itu)
5.Tidak melamunkan kejayaan kejayaan sebelum terpuruk. Berani menatap masa depan dengan mengerjakan sesuatu yang bisa dikerjakan dan membuat target baru.
6.Percaya pada diri sendiri bahwa pasti bisa bangkit. Berpikir positif dan optimist.
7.Tidak ber pura pura pada kerabat anak istri dan saudara. Mengaku bahwa saat ini sedang terpuruk.
8.Membaca buku buku yang memotivasi dan memberi inspirasi. Dan yang ke 9 kepada para pembaca yang saya sangat hormati, karena Anda benar benar keturunan Adam dan Hawa, melanggar larangan maka tirulah beliau itu. Kerjakan segala sesuatu sendiri. Bila Anda minta bantuan atau nasehat pada orang yang “tepat” ada kemungkinan Anda “ Sudah jatuh tertimpa beton pula”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H