Resensi Buku:
Digital Champion-Shift, UKM Indonesia winning MEA
Tidak banyak kalangan eksekutif apalagi berlatar belakang pimpinan puncak sebuah perusahaan BUMN mau menulis buku tentang Usaha Kecil Menengah. Kebanyakan buku-buku bertema usaha kecil menengah yang beredar sifatnya lebih banyak kajian akademisi dan penelitian ditulis oleh dosen yang berasal dari Perguruan Tinggi. Adapun judul-judul buku lainnya tentang usaha kecil menengah lebih banyak sifatnya tip dan trik peluang usaha.
Buku yang di tulis oleh Muhammad Awaluddin berjudul Digital ChampionShift, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka tahun 2016 ini memiliki keunikan tersendiri dibanding buku-buku usaha kecil menengah yang saya bahas diatas tadi. Keunikannya adalah buku menawarkan konsep strategis bagaimana UKM Indonesia menghadapi MEA, studi kasus UKM yang bisa jadi best practice, serta quoteyang dapat memberi motivasi dan inti-inti pemikiran dari penulisnya.
Buku ini membahas tentang bagaimana pelaku UKM kita harus bersikap terhadap lingkungan persaingan dengan berlakunya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) ini. Satu kata kunci dari penulis buku ini adalah pelaku UKM di Indonesia harus shifting dari offline ke online. “Tidak bisa dipungkiri bahwa peran teknologi digital akan menjadi business enabler bagi pelaku UKM” tegas penulisnya. Namun Shifting from offline to Online yang di garis bawahinya bukan berarti menghentikan bisnis offline sekarang dan berhijrah 100% menjadi Online, tetapi pelaku UKM harus mengadopsi teknologi digital dalam proses bisnisnya disesuaikan dengan situasi dan kondisinya masong-masing.
Awal menawarkan konsep yang di sebut CHAMP sebagai solusi bagi pelaku UKM agar menang dalam MEA. CHAMP dapat di artikan sebagai berikut Customer Value (C), Human Champion (H), Alliance & Partnership (A), Market Expansion (M), Product Leadership (P).
Costumer Value diartikan sebagai manfaat apa yang diperoleh pembeli (konsumen) terhadap biaya dan pengorbanannya dari produk/jasa kita. Menciptakan Value ini dapat dilakukan dengan memperkecil biaya (cost) atau menaikkan benefit. Aspek memberi manfaat (value) dari produk/jasa kita yang diterima pasar akan berbanding dengan lurus terhadap laba yang diterima dan kemajuan bisnis kita. Faktor ini merupakan hal yang harus dipahami oleh pelaku UKM pertama kali dalam menjalankan bisnisnya.
Human Champion lebih menitik beratkan terhadap bagaimana membangun sumber daya manusia unggul bagi usaha kita. Perusahaan yang hebat diisi oleh orang-orang hebat. Pelaku UKM dituntut meningkatkan kemampuan kepemimpinannya untuk mengelola orang-orang hebat tersebut. Strategi awal yang harus dilakukan oleh pelaku UKM adalah merekruit karyawan yang kreatif, dapat berinovasi, berjiwa pantang menyerah, dan juga harus fasih berbahasa inggris.
Alliance & Partnership didasarkan pemikiran bahwa pelaku UKM tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri oleh karena itu perlu mencari mitra kerja yang saling menguntungkan dengan stakeholdernya. Mengusung konsep co-creation, aliansi strategies, atau collaboration menjadi pilihan-pilihan yang harus dilakukan oleh pelaku UKM.
Market Expansion dalam aspek ini pelaku UKM harus memahami betul strategi pengembangan pasar dari usahanya. Kebanyakan usaha pelaku UKM hanya bertahan 1-2 tahun saja kemudian pelan-pelan mengecil dan mati. Ada beberapa startegi dari penulis buku ini yang bisa diterapkan oleh pelaku UKM seperti INVADE, DEFEND, EXPAND. Salah satu strateginya adalah INVADE mengajarkan bahwa dalam masuk ke pasar yang baru (invade the new market) pelaku UKM harus berani menemukan celah pasar kategori ceruk pasar (niche market). Seperti contoh kasus yang dipaparkan adalah bisnis katering diet suatu usaha katering dengan mengusung konsep makananan sehat bagi ceruk pasar (pelanggan khusus) yang ingin diet serta turun berat badan dengan pola menu tertentu.
Product Leadership, hal terpenting bagi pelaku UKM dalam bersaing adalah menyiapkan produk berkualitas, unggul, dan unik. Hal ini akan mendorong loyalitas pelanggan, peningkatan penjualan, kebanggan karyawan, dan juga akan menarik para investor.