Mohon tunggu...
Andi Nur Baumassepe
Andi Nur Baumassepe Mohon Tunggu... Adalah seorang dosen, konsultas bisnis Manajemen dan Peneliti

berkecimpung dalam dunia konsultan bisnis dan manajemen, serta pengajar di Universitas Hasanuddin. Membantu korporasidan startup series A dalam scale up bisnis, pengembangan bisnis model dan matching investor skema Private equity. Membantu pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dalam pengembangan ekosistem kewirausahaan dan dunia Industri. Silahkan kontak baumassepe@fe.unhas.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Financial

Kasus eFishery, perlunya lembaga khusus bagi Startup kita

27 Januari 2025   14:53 Diperbarui: 27 Januari 2025   14:53 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb


Baru-baru ini, eFishery, sebuah startup akuakultur terkemuka di Indonesia, terlibat dalam skandal keuangan yang signifikan. Investigasi internal mengungkapkan bahwa perusahaan diduga telah melebih-lebihkan pendapatan hampir Rp9,74 triliun selama periode sembilan bulan yang berakhir pada September 2024. 

Laporan resmi kepada investor menyatakan laba sebesar Rp259,9 miliar, namun penyelidikan menunjukkan bahwa perusahaan sebenarnya mengalami kerugian hingga Rp575 miliar.


Selain itu, eFishery mengklaim memiliki lebih dari 400.000 unit alat pemberi pakan ikan otomatis yang beroperasi, tetapi investigasi menemukan hanya sekitar 24.000 unit yang aktif. 

Kasus ini terungkap setelah seorang whistleblower melaporkan ketidakwajaran dalam laporan keuangan perusahaan pada Desember 2024, yang mengarah pada pemecatan CEO dan pendiri eFishery, Gibran Huzaifah.

Skandal ini mengguncang industri startup Indonesia dan menimbulkan pertanyaan serius mengenai transparansi dan akuntabilitas dalam praktik bisnis. Investor besar seperti SoftBank Group dan Temasek Holdings, yang telah mendukung eFishery, kini menghadapi tantangan dalam menilai kembali investasi mereka.

Dampak negatif dimata investor asing

Meskipun kasus semacam ini dapat terjadi di berbagai sektor industri, dampaknya menjadi lebih serius bagi ekosistem startup yang telah dibenahi oleh pemerintah.

 Di Indonesia, sebagian besar startup hanya mampu beroperasi pada skala kecil dan keberlanjutannya sangat bergantung pada pendanaan dari venture capital asing. Namun, kasus seperti ini dapat menurunkan kepercayaan terhadap Indonesia sebagai negara yang layak untuk investasi, sehingga memengaruhi iklim investasi secara keseluruhan.

Sebagai solusi, diperlukan adanya lembaga khusus yang fokus pada penilaian risiko startup. Konsep ini dapat diadaptasi dari Pefindo, yang menyediakan layanan pengecekan riwayat kredit. Namun, lembaga khusus ini harus memiliki tugas utama untuk membantu investor dalam menilai dan memberikan skor risiko terhadap startup, dengan memastikan data keuangan dan operasional lebih terverifikasi. Selain itu, lembaga ini juga harus menyediakan analisis makro, termasuk tren industri, guna memberikan gambaran yang lebih menyeluruh kepada investor.

Dengan adanya lembaga semacam ini, diharapkan transparansi dan akuntabilitas startup di Indonesia dapat meningkat, sekaligus memperkuat kepercayaan investor baik domestik maupun internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

7 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun