Mohon tunggu...
Andi Nur Baumassepe
Andi Nur Baumassepe Mohon Tunggu... Dosen - Adalah seorang dosen, konsultas bisnis Manajemen dan Peneliti

berkecimpung dalam dunia konsultan bisnis dan manajemen, serta pengajar di Universitas Hasanuddin. Membantu korporasidan startup series A dalam scale up bisnis, pengembangan bisnis model dan matching investor skema Private equity. Membantu pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dalam pengembangan ekosistem kewirausahaan dan dunia Industri. Silahkan kontak baumassepe@fe.unhas.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mengelola Risiko, Mari Selamatkan Pariwisata Indonesia

2 Desember 2024   11:30 Diperbarui: 2 Desember 2024   13:17 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: kompas, Travel Kompas, 2024

Pariwisata Indonesia telah ditetapkan sebagai sektor vital yang memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi nasional diera Menteri Sandiaga Uno. Bila dilihat data pada tahun 2023, sektor ini telah menyumbang USD 6,8 miliar atau sekitar 3,6% dari PDB. Selain itu, industri pariwisata telah menciptakan lapangan kerja untuk 22,9 juta orang, setara 16,9% dari total tenaga kerja nasional. Tentu kita apresiasi kebijakan dan program strategis yang telah dilakukan oleh Bang Sandi yang berhasil mendorong kemajuan industri Pariwisata selama ini.

Namun, pariwisata adalah industri yang rentan. Mulai dari bencana alam, pandemi, hingga tekanan global seperti ketidakstabilan ekonomi, semua dapat mengguncang fondasi sektor ini. 

Dalam menghadapi tantangan tersebut, manajemen risiko yang efektif menjadi solusi untuk menjaga keberlanjutan pariwisata.

 Ada lima hal yang perlu diperhatikan bagi pemangku kepentingan disektor ini, baik pemerintah, pelaku industri, masyarakat. Hal itu adalah mitigasi risiko, melakukan diversifikasi objek wisata, investasi mendukung pariwisata berkelanjutan, membangun kolaborasi serta komunikasi yang efektif.

Mengidentifikasi Risiko dan Meningkatkan Kesiapan

Indonesia menghadapi berbagai risiko dalam sektor pariwisata. Salah satu ancaman utama adalah overtourism, atau kelebihan wisatawan, yang akan memberi efek buruk seperti, merusak lingkungan, kemacetan, polusi dan mengganggu kehidupan masyarakat lokal.

Contoh nyata, peningkatan jumlah wisatawan di Bali sekarang ini  menimbulkan masalah-masalah seperti; sampah, turis asing yang sering membuat onar, pencemaran, banyak situs budaya yang rusak dan meningkatnya biaya hidup penduduk lokal, ini karena beberapa tahun belakangan ini turis dari berbagai negara ini banyak yang berkunjung disana, overtourism memang terjadi.

Selain itu, Indonesia yang berada di cincin api Pasifik rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi. Hal ini dapat mengganggu aktivitas pariwisata dan merusak infrastruktur penting. Pantai Anyer di Banten, Gunung Rinjani di Lombok, Pantai Talisa di Palu salah satu contoh bahwa becana alam itu dapat merusak kawasan wisata.

Langkah pertama dalam manajemen risiko adalah mengidentifikasi potensi ancaman ini secara sistematis. Pemerintah dan pelaku usaha sektor pariwisata  harus melakukan penilaian menyeluruh dalam memahami risiko-risiko yang berpotensi terjadi.

Diversifikasi penawaran objek Wisata

Mengurangi ketergantungan pada satu jenis pariwisata juga menjadi kunci menghadapi potensi risiko tadi. Diversifikasi penawaran wisata, seperti mengembangkan ekowisata, wisata budaya, dan petualangan (experience), dapat mengurangi risiko dampak ekonomi dari penurunan wisatawan yang hanya mengandalkan keindahan alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun