Selain itu Sulsel butuh negara tujuan ekspor baru selain Amerika, China dan Jepang. Ketua Kadin Sulsel sudah harus memiliki koneksi untuk lobi-lobi negara tujuan ekspor baru. Ini dibutuhkan mengingat banyak pengusaha berbasis komoditas saat ini tidak dapat lepas dari perang harga sehingga penerimaan penjualan mereka makin lama makin berkurang. Ketua Kadin Sulsel harus berada dalam garda terdepan membuka kran ekspor bagi negara tujuan baru.
Mampu menumbuh kembangkan industri baru di daerah. Pengusaha kita hanya terpaku pada pengembangan Industri berbasis komoditas, bukan olahan. Ketua Kadin Sulsel harus menjadi pendorong agar pengusaha kita tidak hanya tahu berbisnis berbasis komoditas (petik-jual), namun ditingkatkan menjadi industri olahan (petik-olah-jual).Â
Berfokus pada industri unggulan Sulsel yaitu kopi, pengolahan kakao, pengolahan rumput laut, pengolahan kain sutera dan pengolahan hasil hutan serta mulai di pikirkan juga memajukan industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang berbasiskan generasi milenial yang dikembangkan dengan platform teknologi industri 4.0.
Kepedulian untuk memajukan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) harus menjadi prioritas KADIN. Program inkubasi dan akselerasi bisnis bagi UMKM harus ditata sedemikian rupa agar tercipta keberlanjutan usaha mereka, selain itu KADIN juga harus memiliki program bagaimana memasukan UKM sebagai salah satu rantai nilai dari perkembangan Industri unggulan tadi dengan mengandeng korporasi atau BUMN.
Terakhir sebagai ketua organisasi pengusaha, Ketua Kadin Sulsel nanti harus mampu mendorong lahirnya wirausaha baru (WUB) khususnya dikalangan muda.Â
Anak-anak muda butuh role model pengusaha sukses. Belakangan ini menjamur anak muda yang memiliki bisnis, baik yang berasal dari program mahasiswa wirausaha (PMW), ataupun dari program inkubator bisnis di perguruan tinggi, ini menandakan bahwa kalangan muda (mahasiswa) kini lebih berorientasi sifat mandiri, ingin berkontribusi bagi lingkungan, menciptakan perubahan, berani menanggung resiko.
Munculnya banyak startup (pengusaha pemula berbasis Teknologi Informasi) harusnya sudah dirangkul oleh Kadin, mereka dijadikan sebagai mitra usaha potensial sebagai bagian proses bisnis dari konvensional menjadi digital. Â Mereka jugalah yang nanti akan menjadi Pengurus KADIN masa depan, (selain di HIPMI), Mereka akan menjadi pengusaha daerah selanjutnya yang menjadi tulang punggung ekonomi di Sulsel.
Panitia seleksi sebaiknya tidak terpaku hanya pada kandidat internal Kadin atau pun anggota Kadin. Bisa saja berasal dari asosiasi pengusaha atau profesi lainnya seperti Apindo, REI, IMA, atau lainnya, pertimbangan mereka adalah bagian dari KADIN.
Syarat yang terpenting adalah rekam jejak kepemimpinan dalam berorganisasi. Sebagai organisasi pengusaha bukan lagi ditentukan masalah aspek senioritas, terpenting adalah aspek leadership, kemampuan berkomunikasi, kemampuan inovasi, dan pengalaman berorganisasi. Selain itu sosok ketua Kadin Sulsel yang baru harusnya mampu bersinergi dan merangkul semua pihak baik itu Pemerintah, Legislatif, Â Perguruan Tinggi, dan kalangan Asosiasi industri. Syarat tambahan lainnya adalah kemampuan dalam berbahasa asing (Inggris), serta melek terhadap Teknologi informasi (TI).
Sebagai Akademisi dibidang Ekonomi dan Bisnis memiliki konsen terhadap sukses di organisasi Kadin di Sulsel, karena menurut penulis maju tidak nya perekonomian di daerah ini, sangat ditentukan oleh para aktor pengusaha, dan tentu salah satu indikatornya adalah kinerja organisasi dari Kadin itu sendiri sebagai cerminan,
Mari kita nantikan nahkoda baru KADIN Sulsel ditahun 2020-2025 mendatang, kita berharap akan membawa perubahan baru dalam dunia usaha dan industri didaerah ini.