Mohon tunggu...
masopiek
masopiek Mohon Tunggu... Konsultan - #catatanmasopiq

Mencoba menulis terkait tentang fenomena kehidupan yang ada dengan gambaran yang simpel dan menarik. konsen pada fenomena dunia pertanian dan humaniora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

The Choice

25 April 2017   15:55 Diperbarui: 26 April 2017   01:00 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

                                                                                                Sumbersari 16 April 2017

                  Pilihan menjadi topik perdebatan yang sangat seru belakangan ini.  Angka yang tidak punya salah apa apa menjadi rebutan dan elukan para penggemar nya.  Saya pilih satu, saya dua dan  kamu jangan pilih tiga atau empat.  Menjadi perdebatan seru dan satu isu yang memicu pertengkaran antara teman bahkan keluarga.  Perbedaan pilihan ini menjadi hal yang selalu diperdebatkan dan dibahas sangat ramai terutama di media sosial.  Seandainya angka bisa berbicara seperti layaknya bulan dalam lagu doel sumbang maka dia pasti akan berkata hentikan semua perdebatan saya sang satu dua dan tiga tidak pernah rela di perebutkan dan diperdebatkan, kami hanyalah angka yang melengkapi satu sama lain tanpa dimulai dengan angka satu takkan ada kelanjutan angka dua dan seterusnya.  Penyikapan akan perbedaaan pilihan ini lah yang jadi penyebab utama dalam masalah.

                  Layaknya ketika kita mendukung suatu klub sepakbola yang tak rela jika klub nya kalah, sama halnya dengan pilihan pemimpin kali ini tidak ada yang siap kalah untuk hanya jadi sekedar calon pemimpin.  Belum tentu juga yang menang sebenarnya siap menang dan menanggung semua konsekuensi janji yang harus ditepati atau imbalan balik kepada sang donatur dan pemberi suara.  Semua ini adalah pilihan ! setidaknya sikapi dengan baik dan dewasa karena pilihan itu selalu hakiki dan hadir dalam setiap perjalanan hidup kita.  Masing –masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya sekarang tinggal biarkan pilihan lah yang menentukan akhirnya siapa yang berhak dan siapa yang harus mundur perlahan sambil tersenyum.  Dunia belum berakhir saat kita memilih dan belum tentu dunia masih ada ketika kita terpilih. Jadi biarkan kita ikhtiar dalam pilihan kita dan biarkan yang Maha Kuasa memilih pada akhirnya.

Kita pun sudah jadi makhluk pilihan yang menjadi khalifah di muka bumi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun