Setelah liburan yg sangat panjang. Akhirnya saat pulang tiba juga. Huh ,.. total 40 hari di pulau jawa karena libur puasa sekaligus mencari sekolah anak kami yg baru lulus sd. Dan kami ingin anak kami mondok saja di pesantren. Kebetulan memang pendaftaran di pesantren kebanyakan sehabis lebaran. Cukup melelahkan dan membingungkan  dan hampir putus asa, karena waktu masuk sekolah tinggal beberapa hari lagi kami belum mendapat tempat yang cocok dengan kriteria kami.  Kriteria yg kami mau sebetulnya nggak terlalu muluk sih. Pesantren yg bersih, rapi, disiplin dengan pengawasan penuh.Trus makannya meskipun sederhana tetap bergizi. karena kami ingin anak kami selalu sehat dan tenang belajar. Dan kami juga tenang meninggalkan anak kami disana. Â
Maklum sih dengan jumlah santri begitu banyak, tentu amat sulit untuk membuat keadaan selalu rapi dan bersih. Dan juga sangat sulit untuk mengawasi anak anak secara penuh. Tapi dengan sistem yang baik dan disiplin tentunya tidak mustahil untuk mendapatkan kondisi dimana anak tertib, taat aturan dan menciptakan suasana yg kondusif untuk belajar dan mengajar
Tapi pencarian kami ternyata tidak mudah. Beberapa pondok pesantren didatangi ternyata tidak ada yg membuat hati mantap. Pesantren pertama yang kami datangi tidak begitu menarik dilihat dan kami tidak berminat  untuk menaruh anak kmai disana,  ada yg cukup bagus hanya saja anak bisa keluar karena memang tidak di pagar keliling, ada juga yg mandinya di sungai.  Dan ada satu  yg membuat saya kaget saat melihat salah satu kamar santri di salah satu pesantren banyak puntung rokok disana. Saya bertanya pada salah satu santri, apakah di pondok itu boleh merokok ? Mereka jawab enggak boleh. Trus kenapa banyak puntung rokok di sebelah? Apa memang ada yg suka nyuri nyuri merokok ? " tanya saya lagi. "Iya bu kadang kadang". Waduh gimana ceritanya kalau anak bisa sampai merokok di kamar pengasuh nggak tahu. Bagaimana kalau mereka melakukan hal hal lebih dari sekedar merokok.Â
Memang pada umumnya pesantren berbiaya murah, bahkan banyak juga yang memberikan pendidikan gratis termasuk biaya makan , asrama dan spp. Hal ini tentu saja karena kemauan para alim ulama maupun masyarakat yang peduli dengan pendidikan umat terutama dalam hal pendidikan agama.
Hal yang sangat bagus dan perlu dukungan kita semua. Karena di tengah keterbatasan mereka mengorbankan diri untuk kemajuan anak bangsa. Mengorbankan waktu, tenaga bahkan hartanya sendiri. Terutama menyediakan pendidikan yang murah. Yang pada saat ini sulit didapat, bahkan disekolah sekolah negeri milik pemerintah.
Namun ada satu hal yang saya kira perlu lebih di tekankan masalah pengawasan anak, Â agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.salah salah anak kita yang awalnya baik malah jadi nggak baik karena salah pergaulan di pondok.Â
Mohon maaf saya tidak mengatakan bahwa semua pesantren itu kotor, tidak rapi dan tidak disiplin. Sama sekali tidak begitu. Hanya saja mungkin kebetulan saja pesantren yang kami datangi dalam keadaan seperti itu karena masih libur sekolah. Hingga tidak ada yang merapikan dan membersihkan.Â
Tentunya banyak pesantren pesantren yang bagus yang kami tahu mau pun yg tidak tahu atau tidak bisa mendatangi. Karena jarak yang jauh dan waktu yang sempit.
Namun sebagai orang tua terutama seorang ibu ingin anaknya makan teratur, mandi air bersih, dapat teman teman yg baik, yang memberi pengaruh baik. Sehingga anak belajar tenang. Dan orang tua pun tenang.Â
Dan pesan saya bagi bapak ibu yang ingin memondokkan anak. Lebih baik dilihat dulu, cari info sebanyak banyaknya baru daftarkan anak bapak dan ibu. Agar tidak keliru memilih. Dan semoga pilihan kita yang terbaik bagi anak anak kita dan juga bagi semua. Amin...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H