Seremonial, seremonial, seremonial. Lagi dan lagi, seremonial hanyalah seremonial tanpa penghayatan, panjiwaan, dan niat tulus untuk menjadi lebih baik.
Dalam satu tahun, rasanya banyak banget seremonial-seremonial di kalender nasional Republik Indonesia. Mulai dari Tahun Baru, Peringatan Kemerdekaan, Sampai pada hari ini, 10 November yang kita peringati sebagai Hari Pahlawan hingga nanti masih ada lagi seremonial-seremonial lain sampai pada Hari Ibu, Desember nanti.
Setiap tahun kita pasti melewati Hari-hari Peringatan itu. Seremonial lagi, seremonial lagi, lantas apakah ini buruk? (tidak juga sih). Berarti baik dong? (Relatif).
Jadi kalau kita mau jujur sebenarnya Hari-hari peringatan ini ngefek apa sih buat kita? (mari sejenak kita renungkan).
Kemungkinan besar pasti ada efek positifnya (setidaknya pada hari peringatan tersebut berlangsung). Artinya tidak ada yang buruk dengan Hari peringatan ini, jika demikian adanya. Namun yang kurang tepat dari sebuah perayaan adalah ketika seremonial itu diadakan secara berlebih namun hanya seremonial, tidak memberi pengaruh positif untuk jangka waktu yang panjang.
Peringatan-peringatan ini (seharusnya) bisa menjadi pengingat atau semacam dorongan bagi kita untuk terus berusaha menjadi lebih baik dan untuk Menjadi Bangsa yang Besar.
Mari kita jadikan setiap hari peringatan, benar benar menjadi pengingat bagi kita untuk menjadi lebih baik.
Hari ini 10 November, bersama sama kita peringati sebagai Hari Pahlawan. Mari kita kenang lagi jasa para pahlawan kemerdekaan, renungkan sejenak untuk apa mereka berjuang. Perjuangan mereka adalah untuk meraih kemerdekaan, untuk menjadikan negeri ini negeri yang bermatabat. Jadi mari kita menjadi bangsa yang bermartabat dengan terus belajar dan menjadi lebih baik, dengan mberi menfaat bagi sesama kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H