JAKARTA - Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM) Kementerian Koperasi dan UKM bekerjasama dengan organisasi non-profit dari Belanda PUM (ProjectUitzending Managers) untuk melakukan bimbingan teknis, workshop, pendampingan dan konsultasi bagi para UKM untuk kategori produk kerajinan kreatif berbahan dasar kulit.
PUM Belanda terdiri atas para tenaga ahli senior yang merupakan relawan dan mempunyai misi untuk membantu para pelaku usaha di negara-negara berkembang dalam mengembangkan dan meningkatkan usahanya. PUM tercatat mempunyai networkyang berasal dari 4.000 tenaga ahli di 80 sektor usaha termasuk dalam hal ini usaha kerajinan kulit.
Direktur Utama LLP-KUKM, Ahmad Zabadi mengatakan kerjasama LLP-KUKM dengan PUM Belanda bertujuan meningkatkan mutu, desain produk, dan informasi pasar produk kerajinan berbahan dasar kulit.
Menurutnya UKM Indonesia perlu mendapat bimbingan teknis, pendampingan dan konsultasi agar produk mereka lebih baik lagi. “Kami terus membantu UKM Indonesia, agar produk mereka menjadi juara di pasar dalam negeri dan mampu bersaing di pasar luar negeri,” papar Zabadi di Jakarta, Senin (5/12).
Tim dari PUM Belanda beserta Wakil Duta Besar RI untuk Belanda Ibnu Wahyutomo datang ke Jakarta melakukan berbagai program kegiatan pengembangan Koperasi dan UKM di Jakarta, Bogor, Yogyakarta dan Sidoarjo.
Sejak akhir November lalu, tenaga ahli dari PUM, Albertus Van Zelts memberikan pelatihan kepada 100 orang pelaku UKM mitra LLP-KUKM untuk kategori fashion, sepatu dan asesoris berbahan dasar kulit.
Bimbingan teknis kepada para pelaku usaha kecil tersebut dilaksanakan di SME Tower Jakarta dengan materi mengenai kualitas bahan baku, dan trend desain produk sepatu, jaket, dan tas kulit serta informasi pasar di Eropa Barat.
Albertus Van Zelts yang mempunyai 30 tahun pengalaman di bidang kerajinan kulit juga mengunjungi sentra UKM kulit di Jabodetabek untuk memberikan pendampingan di bidang produksi dan management para pelaku usaha Mitra LLP-KUKM.
Tenaga ahli PUM mendatangi UKM sepatu Delvino dan UKM produk tas kulit Scano Exotic di Jakarta. Menurutnya, sepatu produksi Indonesia lebih kuat dibanding sepatu produksi luar negeri. Hal itu karena sepatu Indonesia dibuat dari kulit Sapi Jawa yang kuat dan elastis. Hanya saja, dari sisi desain, sepatu Indonesia masih kalah dibanding produk dari Italia. Ia menyarankan agar pelaku usaha Indonesia memonitor perkembangan desain sepatu dari majalah dan website desain produk.
Sementara produk tas dari kulit binatang (ular, biawak, dan buaya) karya Scano Exotic menurut tenaga ahli dari PUM sangat bagus baik dari sisi kualitas maupun desain produk. Scano Exotic perlu memperluas akses pasar agar produknya dikenal di negara lain. Scano Exotic adalah UKM mitra LLP-KUKM yang produknya sudah masuk pasar Spanyol, Inggris, Jepang dan Timur Tengah.
Selain di Jakarta, tenaga ahli PUM juga mengunjungi UKM produk kerajinan dari kulit di Bogor Jawa Barat yakni UKM Pepari Leather dan UKM Kalong Leather Garment. Hasil penilaiannya adalah kedua UKM tersebut memiliki kualitas dan desain yang baik. [mas]