Halo teman-teman, Â tahukah kalian bagaimana rasanya memiliki keterbatasan pergerakan?
Padahal awalnya bebas bergerak melakukan apapun?
Kecelakaan lalulintas bulan Desember tahun lalu telah merenggut kebebasan saya. Â Saya tak bisa lagi leluasa menggerakkan sebagian anggota badan terutama tangan kiri efek dari dua kali operasi bedah tulang bahu yang saya alami.
Kejadian kecelakaan bermula saat saya melintas di wilayah perbukitan Mangunharjo Kota Semarang.  Tak ada firasat  apa-apa saat itu.  Kendaraan saya berjalan pelan mengikuti  alur kendaraan lain.  Lalu di depan seperti ada celah untuk menyalip.  Saya siap-siap dong.. Kemudi saya arahkan ke kanan siap nambah gas,  tak disangka sebelum saya melakukan akslerasi salip kanan seorang bocah mengendarai motor matic dengan kecepatan tinggi menyerobot jalan.  Roda depannya berbelok ke kanan. Dan akibatnya fatal.  Roda depannya menabrak garpu depan kendaraan saya dengan kecepatan tinggi.  Mungkin efek beradunya logam dan karet roda,  saya terpental ke atas cukup tinggi.  Tubuh saya bagian depan menimpa kendaraan saya sendiri di bagian depan.  Saya senpat tak sadarkan diri beberapa saat. Â
Tersadar saya masih terlentang di tengah jalan, Â dalam kondisi nyeri di bagian bahu dan sulit untuk digerakkan. Â Orang-orang tak berani mengangkat takut ada cidera bagian lain yang akan membuat kondisi saya makin parah.
Lalu orang-orang saling berbagi tugas,  ada yang menghubungi ambulans,  ada yang menghubungi  polisi,  ada juga yang menghubungi keluarga saya. Â
Di Rumah sakit saya langsung masuk IGD,  mendapatkan perawatan darurat,  pasang infus,  periksa darah,  tekanan jantung.  Sambil menunggu proses pendaftaran yang dibantu  tetangga yang menolong saya. Â
Lalu setelah proses pendaftaran selesai,  saya dibawa ke ruang radiologi untuk menjalani rontgen. Dan benar dari hasil rontgen  saya mengalami patah tulang bahu bagian depan.  Kesimpulannya saya harus segera dioperasi. Â
Setelah mendapatkan ruangan,  saya segera berproses. Cek dan diagnosa sebelum  operasi,  cek darah di laborat,  radiologi,  cek penyakit dalam,  anastesi.  Lalu setelah semua selesai,  malam harinya saya berpuasa 6 jam dan menjalani operasi pada keesokan harinya.
Dan alhamdulillah  operasi pertama berjalan sukses. Operasi berjalan 4 jam dari jam 7 pagi sampai jam 11.
Saya dikembalikan ke ruang perawatan dan menjalani pemulihan. Â
Lalu 3 hari setelah operasi saya diperbolehlan pulang dengan melakukan kontrol  sesuai arahan dokter.