"Hilal telah tampak" , menyampaikan kebahagiaan hakiki pada seluruh umat manusia bahwa waktu berpuasa di bulan ramadan telah usai. Berganti menjadi bulan yang penuh berkah dan keceriaan, menyongsong kehidupan yang fitri, bebas dari belenggu dosa.
Sudah selayaknya kita bersyukur, kita masih diberi umur panjang, Â diberi kesehatan dan dapat merayakan hari raya idul Fitri esok hari.
Yang terpenting dari semua ini adalah bahwa kita sebagai manusia yang lemah masih diberi kesempatan menikmati hari bahagia, merasakan waktu lebaran bersama keluarga meskipun dengan segala keterbatasan.
Masih banyak saudara-saudara kita di luar sana yang tak bisa mudik, bahkan tak bisa ke mana-mana karena pandemi belum mereda dan banyak wilayah di seluruh dunia yang masih melakukan pembatasan kegiatan masyarakat sehingga kebahagiaan ini hanya bisa dilakukan di rumah saja.
Tanggal 22 Mei 2020 sekira pukul 19.00 Kementrian Agama Republik Indonesia melalui Menteri Agama telah malporkan sidang isbath atau penentuan 1 Syawal 1441 H yang sebelumnya dilakukan rukyah untuk melihat hilal di 80 titik koordinat di seluruh Indonesia. Dan didapati hasil bahwa Hilal belum tampak pada hari Jumat tanggal 22 Mei, belum nampak, artinya kesempurnaan Hilal akan ada pada keesokan harinya . Dengam demikian maka 1 Syawal 1441 H, jatuh pada hari Minggu 24 Mei 2020.
Menteri agama juga menyampaikan bahwa dua metode penentuan awal bulan Syawal melalui Hisab dan rukyah bukan untuk saling dibenturkan. Karena dalam ilmu falakiyah harus ada hisab dan rukyah untuk menentukan tanggal. Dan sudah semestinya bila terjadi sebuah perbedaan tak perlu dibesar-besarkan sebagai sebuah masalah yang serius.
Kita semua sebagai umat hanya bisa patuh dan mengikuti petunjuk para pemimpin dalam hal ini. Karena lebaran dilaksanakan secara bersama-sama oleh seluruh umat Islam di Indonesia.
Tahun ini Insya Allah Lebaran akan dilaksanakan secara bersama-sama pada tanggal 1 Syawal 1441 yang jatuh pada hari minggu 24 Mei 2020.
Dan rakyat Indonesia menyambutnya dengan penuh kegembiraan. Memang lebaran tahun ini yang masih berada dalam bayang-bayang pandemi  menjadi penghalang bagi kegiatan para warga untuk melakukan mobilitas dalam rangka silaturahmi. Akan tetapi hal ini tanpa mengurangi essensi lebaran sebagai ajang untuk saling meminta maaf satu sama lain.
Kita tidak bisa berkegiatan dalam rangka lebaran semoga hanya tahun ini saja, dan untuk selanjutnya semoga keadaan menjadi lebih baik dan tahun depan kita bisa merayakan lebaran dengan lebih meriah lagi.