Saya asli dari kabupaten Semarang, sementara istri saya berasal dari kabupaten Magelang. Dalam tradisi menyambut Ramadan ada sedikit persamaan. Hanya caranya saja yang berbeda.
Tradisi jelang Ramadan di BandunganÂ
Ramadan di awali dengan pasar prepegan, di mana sepanjang jalan protokol Bandungan akan ditutup satu arah khusunya yang berada di depan pasar Bandungan.
Di pasar ini seperti pasar dadakan yang unik, karena para pedagang menggelar dagangan di tengah jalan raya sepanjang pasar.
Geliat ekonomi nampak semarak dengan kedatangan para pedagang dari luar kota. Mereka menjual apa saja. Dari makanan, minuman, mainan anak-anak, peralatan rumah tangga, dan bunga.
Pasar ini berjalan sampai tengah hari, dan setelah para pedagang berangsur pergi, jalan dibuka kembali.
Setelah ashar, hampir semua masjid dan musholla di Bandungan memukul beduk bertalu-talu sampai waktu maghrib. Menandai bahwa ramadan telah tiba. .
Orang-orang mulai bersiap membersihkam diri. Sebagian mandi di kali pancuran di Bandungan yang letaknya ada di pertengahan batas antara dusun Karanglo dan Bamdungan.
Setelah itu mereka bersiap ke masjid dan musholla terdekat untuk mengikuti sholat tarawih berjamaah.  Di Bandungan semua masjid dan mushola melaksanakan sholat tarawih dan witir  23 rekaat, dan setealah sholat tarawih selesai dilanjutkan dengan tadarus Al-Qur'an sampai menjelang tengah malam.
Tradisi jelang Ramadan di Magelang
Saya beberpa kali menjalankan ibadah bulan ramadan di kampung Istri. Orang-orang di kampung Istri di Magelang mengawali ramadan dengan padusan di kali Progo yang ada di sebelah timur kampung.