Di perumahan kami, Â setiap satu minggu sekali diadakan pengajian rutin secara bergiliran dari rumah ke rumah. Â Lokasinya bergantian di seluruh RW di rumah warga muslim yang ada di perumahan kami. Â
Pengajian ini dibuat karena kerisauan kami berkenaan dengan kondisi bapak-bapak di perumahan kami yang pada masa kecilnya tak sempat mengaji karena berbagai alasan. Bisa karena mereka merasakan tak memahami agama secara serius sehingga kesulitan saat melakukan ibadah. Dan sebagai tempat untuk bertukar pengalaman mengenai isu-isu agama terkini yang  sedang berkembang di dalam masyarakat. Â
Alhamdulillah, Â dari upaya ini muncul pemahaman secara serius mengenai konsep-konsep dasar beragama sehingga warga bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Â Usaha ini terbukti meningkatkan semangat warga untuk beribadah sehingga sholat jamaah lima wakti di masjid dan mushola tempat kami selalu penuh.
Sistemnya adalah "ngaji kuping", mendengarkan ceramah oleh oleh ustaz dan dilanjutkan dengan dkskusi. Â Jamaah juga boleh bertanya kepada ustaz di luar topik pembahasan yang berkaitan dengan hukum-hukum Islam dasar. Â Seperti hukum bersuci, Â masalah mu'assyarah, Â akhlak, Â dan sebagainya. Â
Setiap kali pengajian,  kami memutarkan kaleng sedekah yang  bisa diisi oleh para jamaah dengan nilai seikhlasnya.  Dan dari isi kaleng yang terkumpul ini setiap tahun digunakan untuk membelikan kado bagi para penceramah.  Karena para ustaz penceramah pengajian tidak mau dibayar,  sehingga kami menggantinya dengan memberikan bingkisan setiap tahun pada bulan ramadan menjelang idul Fitri seperti sekarang ini. Â
Terkadang,  bila dana dirasa kurang mencukupi, pengurus pengajian akan mengedarkan serkiler kepada para pengurus RT agar bisa diedarkan kepada warga yang bersangkutan.  Atau bila dana mencukupi dari dana kaleng yang  terkumpul,  kami mencukupkan belanja bingkisan  menggunakan dana itu.
Biasanya,  para pengurus pengajian membeli paket bingkisan ke supermarket  terdekat di kota kami  satu minggu sebelum lebaran.  4 sampai 5 orang pengurus yang  berbelanja. Â
Barang yang kami beli selain sembako, Â juga terdiri dari berbagai jenis kue, Â makanan kecil, Â sarung, Â sajadah, Â baju koko, Â terkadang ditambah dengan satu paket ringan peralatan dapur seperti gelas, Â piring, teko dan sebagainya. Â
Kalau dilihat nilainya memang tidak seberapa,  karena diberikan hanya satu tahun sekali,  akan tetapi bingkisan semacam ini ternyata memiliki efek yang sangat baik bagi hubungan kami dengan para ustaz.  Sehingga mereka tetap datang untuk memgajar di tempat kami,  dan para jamaah makin rajin mengikuti pengajian karena ada ikatan batin dan merasa saling  memiliki. Â
Pengajian kaum bapak di tempat kami sudah berjalan sekitar 18 tahun. Â Pada awalnya ketika dibentuk, Â pengajian kami hanya dihadiri oleh beberapa orang yang berminat. Â Dan sesuai dengan berjalannya waktu, Â jamaah yang mengikuti pengajian semakin banyak, Â dan efeknya makin banyak lagi orang yang memiliki ghirah untuk beragama secara benar. Â
Ustaz guru kami juga datang dari pemahaman berbagai bidang ilmu.  Baik yang tradisional yang  membahas kaidah ilmu fiqih,  maupun ustaz moderat yang membahas tentang Islam kekinian.