Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Keunikan Pasar Bunga Bandungan

21 April 2020   19:33 Diperbarui: 21 April 2020   19:32 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunga Mawar jadi primadona menjelang bulan ramadan| dokpri


Satu hari menjelang ramadan,  kota Bandungan akan lebih sibuk dari biasanya. Di depan kantor kecamatan dan meluber ke Selatan ke atah hotel madya,  ke Utara arah Taman PJKA dan turun ke arah timur pasar tradisonal dipenuhi pedagang,  tengkulak,  dan pengepul dari berbagai kota.

Mereka adalah orang-orang  yang memanfaatkan momen,  dan mencari peruntungan dengan menggantungkan nasib pada bunga mawar,  sebagai bunga idola untuk ditabur saat berziarah ke makam.

Penjualnya adalah penduduk sekitar Bandungan,  mereka adalah penduduk lokal dari dusun Gamasan, Pendem,  Kentheng,  junggul,  Gintungan,  piyoto,  Legowo,  Pakopen,  dan dusun-dusun lain seputaran Bandungan.

Tanaman bunga ini biasanya ditanam di galengan/pematang sawah terasiring yang mereka miliki dan menjadi tanaman sisipan,  tapi menjadi komoditas utama di waktu yang tepat.

Hari kamis malam jumat setiap minggunya pasar bunga Bandungan sangat ramai dipadati pengunjung,  terlrbih malam jumat kliwon,  pengunjung akan lebih banyak lagi.

Pasa bunga malam jumat di Bandungan,  tak hanya mentransaksikan bunga Mawar,  tapi juga bunga-bunga lain sebagai perlengkapan upacara pernikahan,  kematian juga keagamaan. Maka tak  heran bila beratus-ratus jenis bunga di perjual belikan di pasar bunga Bandungan.

Satu hari jelang ramadan adalah hari yang penuh pengharapan bagi para pelaku pasar bunga.  Sebab hari itu bunga mawar menjadi komoditas utama yang dicari banyak orang.

Tak heran bila hari menjadi hari spesial bagi para pelaku pasar bunga.  Tak hanya para pemilik bunga yang mendapatkan keuntungan. Tapi jasa para perantara dengan mengambil sejumput dua jumput dari keranjang para petani yang menjadi semacam upeti,  menjadi pengjasilan tersendiri bagi para perantara.

Saat malam jumat di hari biasa, satu keranjang bunga mawar hanya sekitar puluhan ribu, tapi bila menjelang puasa seperti ini, harganya bisa melonjak puluhan kali lipat.

Pasar bunga Bandungan jelang ramadan biasanya dimulai dari subuh hari. Saat langit masih gelap. Puluhan kendaraan bak terbuka akan terparkir berjajar memenuhi pinggir-pinggir jalanan di pusat kota.

Para petani bunga datang berombongan membawa bakul atau keranjang yang digendong juga dibawa dengan kedua tangan.  

Tugas para perantara adalah menghubungkan para petani dengan para pengepul,  mereka mentaksir harga dan terjadilah tawar menawar sampai deal harga.

Kalau belum ada kesepakatan, para pengepul tidak akan membayar.  Tapi bila kesepakatan sudah didapat  para pengepul akan memindahkan bunga ke dalam hamparan kain, ditali dan dimuat ke mobil pick up yang sudah menanti

Muatan sudah penuh siap diantar ke seluruh kota | dokpri
Muatan sudah penuh siap diantar ke seluruh kota | dokpri
.

Mobil-mobil itu akan bergerak ke seluruh kota,  dari Ambarawa, Semarang,  Magelang,  Yogyakarta,  Solo, Purwokerto,  Bandung,  Jakarta,  dan sebagainya.

Pasar bunga Bandungan adalah salah satu kekayaan tradisi  unik yang ada di kabupaten Semarang.  Sebab di hari biasa dan tidak ada pandemi banyak wisatawan yang mengabadikan momen istimewa pasar bunga Bandungan.  

 Hari kamis pagi, 23 April 2020 adalah puncak perdagangan pasar bunga Bandungan.  Physical  distancing mungkin tetap perlu diperhatikan,  sebab pasar bunga adalah tempat bertemunya banyak orang dari berbagai daerah,  yang  memungkinkan persebaran covid-19 makin masif bila tidak diperhatikan dengan seksama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun