Satu hari menjelang ramadan, Â kota Bandungan akan lebih sibuk dari biasanya. Di depan kantor kecamatan dan meluber ke Selatan ke atah hotel madya, Â ke Utara arah Taman PJKA dan turun ke arah timur pasar tradisonal dipenuhi pedagang, Â tengkulak, Â dan pengepul dari berbagai kota.
Mereka adalah orang-orang  yang memanfaatkan momen,  dan mencari peruntungan dengan menggantungkan nasib pada bunga mawar,  sebagai bunga idola untuk ditabur saat berziarah ke makam.
Penjualnya adalah penduduk sekitar Bandungan, Â mereka adalah penduduk lokal dari dusun Gamasan, Pendem, Â Kentheng, Â junggul, Â Gintungan, Â piyoto, Â Legowo, Â Pakopen, Â dan dusun-dusun lain seputaran Bandungan.
Tanaman bunga ini biasanya ditanam di galengan/pematang sawah terasiring yang mereka miliki dan menjadi tanaman sisipan, Â tapi menjadi komoditas utama di waktu yang tepat.
Hari kamis malam jumat setiap minggunya pasar bunga Bandungan sangat ramai dipadati pengunjung, Â terlrbih malam jumat kliwon, Â pengunjung akan lebih banyak lagi.
Pasa bunga malam jumat di Bandungan,  tak hanya mentransaksikan bunga Mawar,  tapi juga bunga-bunga lain sebagai perlengkapan upacara pernikahan,  kematian juga keagamaan. Maka tak  heran bila beratus-ratus jenis bunga di perjual belikan di pasar bunga Bandungan.
Satu hari jelang ramadan adalah hari yang penuh pengharapan bagi para pelaku pasar bunga. Â Sebab hari itu bunga mawar menjadi komoditas utama yang dicari banyak orang.
Tak heran bila hari menjadi hari spesial bagi para pelaku pasar bunga. Â Tak hanya para pemilik bunga yang mendapatkan keuntungan. Tapi jasa para perantara dengan mengambil sejumput dua jumput dari keranjang para petani yang menjadi semacam upeti, Â menjadi pengjasilan tersendiri bagi para perantara.
Saat malam jumat di hari biasa, satu keranjang bunga mawar hanya sekitar puluhan ribu, tapi bila menjelang puasa seperti ini, harganya bisa melonjak puluhan kali lipat.
Pasar bunga Bandungan jelang ramadan biasanya dimulai dari subuh hari. Saat langit masih gelap. Puluhan kendaraan bak terbuka akan terparkir berjajar memenuhi pinggir-pinggir jalanan di pusat kota.
Para petani bunga datang berombongan membawa bakul atau keranjang yang digendong juga dibawa dengan kedua tangan. Â