Oleh seorang anggota tim sukses, beberapa orang sebagai pasukan inti  diberi masukan agar mengisi tubuh dengan kekuatan instan, untuk berjaga-jaga bila suatu saat terjadi sesuatu dalam perjalanan. Â
Waktu itu kami bersepuluh menuju ke sebuah tempat di jawa tengah. Berniat meminta kekuatan pada seseorang yang  dipandang paham mengisi kekuatan tubuh secara cepat.
Sampai di tempat tujuan, di sebuah rumah kuno yang besar,  aroma kemenyan tercium, berbaur dengan bau kotoran sapi. Sebab  sudah menjadi tradisi di tempat ini, kandang sapi dekat dengan ruang tamu.Â
Di meja panjang berderet banyak bangku untuk para tamu. Dan pemilik rumah berada di ujung duduk di bangku khusus yang  di depannya ada bekas bakaran kemenyan yang menggunung.Â
Kepala rombongan kami menyampaikan maksud kedatangan, dan semua disuruh menunggu dengan duduk berjajar.Â
Lalu pemilik rumah masuk ke dalam sebuah bilik dan keluar lagi membawa sebuah bungkusan berupa kain putih, dan beberapa sisir pisang raja dan diletakkan di meja. Â
Saat kain putih dibuka maka terlihat puluhan butiran besi sebesar satu ruas jari kelingking.Â
Konon butiran besi itu dinamakan cengkaruk waja, yang menjadi perantara kekuatan tubuh.Â
Lalu pemilik rumah berkata, "Saya kurang paham diantara kalian yang datang kemari  cocok atau tidak tidak menggunakan ini, tapi semuanya bisa mencobanya, kalau nanti merasa mual dan muntah, atau pingsan, berarti tidak cocok,  tapi kalau setelah menelan ini biasa-biasa saja dan hanya berasa pusing  sebentar, berarti anda cocok dan bisa digunakan'.Â
Lalu kami masing-masing  disuruh mengambil dengan hitungan ganjil 3,5,7 dan seterusnya.Â
"Sesuai kemantapan saja", sambung pemilik rumah.Â