Rawe-rawe Rantas Malang-malang Putung, Â Berusaha Bertahan di Tengah Pandemi covid-19
Terjemahan paling mudah  dari  "Rawe-rawe Rantas Malang-malang Putung", maju pantang mundur,  gambaran dari sebuah aksi terus menerus dan melibas apapun yang menghalangi karena sudah tidak ada lagi pilihan. Â
Terlanjur basah jadi nyebur sekali, Â atau ada peribahasa lain, Â maju kepaluh mundur pekewuh.
Ini adalah lukisan tentang sebuah kondisi saat seseorang sudah terjepit. Â Situasi dilematis, Â karena maju beresiko, Â dan mundur juga beresiko.
Maju memang beresiko, Â tapi ada harapan berhasil menggapai tujuan. Â Sedangkan mundur juga beresiko, Â tapi gagal tak sampai tujuan.
Dalam kehidupan,  memang banyak menjumpai masalah dari  efek keterlanjuran. Wis kadung,  kata orang jawa.  Sehingga tak memungkinkan diulangi lagi, dan harus dicari solusi alternatif sebagai pengganti.
Contoh sederhana; adalah dalam mendapatkan pasangan.  Terkadang sifat asli pasangan tak tertilhat saat masih baru.  Lalu muncul dilema saat cinta  yang dibina sudah berjalan beberapa saat.  Semua tujuan sudah didapat,  keturunan, fasilitas harta benda berupa  rumah dan mobil,  serta posisi puncak dalam pekerjaan.
Tapi dalam kondisi seperti ini,  sifat asli pasangan malah mulai tampak. Pemarah,  cuek,  tidak menghargai,  meremehkan,  bahkan sering muncul  tindakan yang  selama masa pacaran tak pernah terungkap.
Saat kondisi semacam ini,  banyak pasangan yang  memilih berpisah dengan menanggung berbagai  risiko  di kemudian hari,  atau tetap melanjutkan hubungan,  meskpun harus menahan sakit hati demi kelangsungan kehidupan si buah hati. Â
Maju terus pantang mundur. Sebab  terus melaju akan sukses,  sedangkan bila memilih mundur akan lebih berisiko.