Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Takut Virus tapi Tak Takut Allah?

22 Maret 2020   20:06 Diperbarui: 22 Maret 2020   20:18 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemberangkatan Jenasah/dokpri

Dua tetangga kami meninggal nyaris bersamaan.  Keduanya berusia di atas usia 60 tahun,  dengan penyakit berat yang menghantar menuju ajal. Dan ini menjadi hari yang melelahkan karena saya harus bergantian datang di dua tempat yang  berbeda untuk melakukan pemulasaraan jenasah.

Bukan karena covid-19, tapi kematian mereka di waktu merebaknya virus corona ini membuat warga terutama saya merasa was-was dan harus ekstra hati-hati saat menyelenggarakan pengurusan jenasah.

Untung keluarga yang berduka paham dengan kondisi ini,  dan mereka berinisiatif menyediakan peralatan pemeliharaan kesehatan di area rumah duka. Seperti sabun anti septik, hand sanitaizer,  dan tissu untuk keperluan membebaskan telapak tangan para pelayat dari kuman.

Warga yang meninggal adalah orang terkenal,  pejabat pendidikan di Kota kami yang telah mengabdi pada negara puluhan tahun dengan golongan kepangkatan 4C.  

Anda bisa bayangkan ribuan pelayat yang hadir untuk memberikan penghormatan yang terakhir.  

Para pelayat keluar masuk ruangan,  rumah yang besar itu terasa sempit.  Campur baur perempuan dan laki-laki tanpa kami bisa mencegahnya. Dan yang membikin ngeri para tamu tak ada yang  memakai masker.  

Bahkan beberapa kali saya harus menolak dengan halus untuk berjabat dengan para tamu,  tapi saya berasa aneh, mengapa orang-orang yang sepertinya berpendidikan seperti tak mau memahami kondisi.

Mereka berkata kalau dikehendaki mati ya tetap mati meskipun tanpa adanya virus corona.

Saya terperanjat dengan pernyataan semacam itu.  Mungkin kalau orang kampung yang tak paham informasi dan literasi masih bisa dimaklumi. Lha ini staf pengajar kampus pendidikan tinggi kok berbicara seperti itu.

Saya masyghul dan mengelus dada,  merasa prihatin dengan sikap dan perilaku yang  menurut saya kurang terpuji.

Di saat imbauan sosial distancing  yang  terus digalakkan oleh pemerintah untuk mencegah dan memotong laju penyebaran virus corona,  masih ada orang yang  menyepelekan karena karena nafsu kesalehan pribadi.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun