Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Waspadai "Ketersinggungan" sebagai Alat Politik

14 Maret 2020   13:00 Diperbarui: 14 Maret 2020   13:18 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kata tersinggung berasal dari kata singgung yang  berati tersenggol,  atau terjamah.

Kata ini diadopsi sebagai sebuah  analogi untuk kata atau perbuatan yang  melukai perasaan,  berhubungan dengan harga diri pribadi dan kelompok,  serta lebih  luas lagi menjadi sebuah celah komoditas politik yang  memberikan efek tak berkesudahan.

Seseorang menjadi tersinggung bila mendengar kalimat melecehkan,  menyakiti,  dan merendahkan harkat dan martabat.  Sehingga merasa kehormatannya  terusik.

Tindakan balasan dari rasa tersinggung ini bisa berupa counter balik berupa reaksi emosi dan bisa juga terwujud dalam sebuah tindakan frontal sebagai bentuk perlawanan.

Beberapa kelompok menciptakan sebuah produk   "ketersinggungan"  agar ada  jarak yang  tak terlihat.  Lalu membangkitkan emosi secara kolektif hingga terkadang  menimbulkan gerakan dukungan dan perlawanan secara tergeneralisir.

Tak ada yang  salah  dengan orang yang mudah tersinggung. Sebab perasaan tersinggung   itu bisa menjadi tameng seseorang dalam menjaga harga diri,  mempertahankan idealisme, dan menjadi penghalang bagi orang  lain untuk melakukan penistaan.

Tapi yang perlu  diperhatikan adalah bahwa efek ketersinggungan bisa berakibat fatal,  bila orang  yang tersinggung tak mampu mengendalikan diri.

Emosi yang  memuncak dari efek tersinggung bisa merubah seseorang laksana binatang buas,  mengaum keras lalu bertindak secara agresif melakukan aksi sebagai bentuk perlawanan.

Soal risiko  dipikir belakangan,  yang  penting ia bisa melampiaskan kekesalannya.

Karena tersinggung,  orang-orang baik bisa berubah jadi temperamental.  Bahkan mengungkapkan kalimat kasar.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun