Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membuka Hati untuk Cinta Lama, Mengapa Tidak?

8 Februari 2020   09:03 Diperbarui: 8 Februari 2020   09:05 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mas Harun (nama samaran) adalah tetangga kami. Ia berasal dari Jakarta. Baru-baru ini mengundang warga untuk menghadiri pesta pernikahannya.Kami sedikit terkejut,  di usia yang hampir kepala lima,  ia menemukan jodohnya kembali setelah berpuluh tahun menduda.

Mas Harun ditinggalkan istrinya untuk selamanya ketika anak ke-tiganya masih bayi  merah.  Padahal anaknya kini sudah berusia 18 tahun.  

Perjuangannya sebagai single parent ia lakoni.  Bekerja mengelola sebuah perusahaan di Jakarta dengan memboyong ketiga anaknya adalah sebuah perjuangan berat.

Sebagai seorang lelaki ia terus berusaha membuktikan dirinya bahwa ia mampu.

Lalu ketika sebuah undangan alumni teman kuliahnya di semarang terkirim ke alamatnya, Seperti  memberikan semangat baru,  bahwa ia akan menemukan Cintanya kembali.  

Ia datang waktu pesta alumni teman-teman kuliahnya setelah tak berjumpa lagi selama hampir dua puluh tahun.  

Di antara deretan yang hadir,  ada seseorang yang menurutnya sangat istimewa.  
Mbak Rina (bukan nama sebenarnya).

Seorang perempuan yang kini telah memilih hidup sendiri karena suaminya telah mencampakkannya.

Mantan pacar yang bertemu secara tak sengaja ini,  menimbulkan bilur-bilur Cinta.
Mereka sepakat,  membina cinta dan meniatkan diri untuk hidup bersama.

Cinta lama memang seperti sebuah embrio hubungan perasaan.  Mereka seperti diingatkan kembali masa-masa bahagia semasa SMA.  

Mas Harun yang ditolak calon mertua karena belum bekerja,  terpaksa mengalah dan melihat mbak Rina bersanding dengan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun