Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menikah Masih Pentingkah?

5 Februari 2020   14:12 Diperbarui: 5 Februari 2020   14:10 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jodoh, rejeki, kematian memang takdir. Tapi manusia masih bisa merubahnya bila ada niat dan mau berusaha. Sebab perubahan tidak akan pernah terjadi bila tidak ada usaha manusia.

Dalam Islam, seorang gadis yang telah cukup umur dan dilamar oleh orang yang Sholeh disarankan untuk menerima lamarannya.

Nikah itu Sunnah,  tapi orang Islam yang niat selibat (tidak menikah ) seumur hidupnya hukumnya haram. Bahkan seorang lelaki yang istrinya meninggal pukul 10 pagi dan telah dikuburkan, maka ia boleh mengumumkan pernikahannya pada pukul 11 siang.

Menikah itu awalnya hanyalah hubungan sederhana,  perjanjian resmi  antara laki-laki dan perempuan  dicatatkan pada KUA atau catatan sipil sehingga menjadi hubungan resmi.

Menikah memang harus didaftar oleh pengelola negara, agar catatan hubungan ini tidak bermasalah saat sudah mulai menghasilkan keturunan. Nanti melalui catatan buku nikah dan sertifikat dari catatan sipil akan muncul kejelasan siapa menikah dengan siapa dan memiliki anak dari pernikahan yang mana.

Menikah atau tidak itu hak setiap orang. Tapi di Indonesia ada hukum yang mengatur tentang hubungan laki-laki dan perempuan. Indonesia masih menganut adat ketimuran dan menghargai nilai adat dan agama. Sehingga laki-laki yang hidup bersama tanpa ada tali pernikahan itu sama saja dengan pezina.

Menikah itu tidak enak, kata pak Ali guru saya, tapi uenaaak banget. Sebab prinsip dasar dari pernikahan adalah menghalalkan segala macam hubungan antara laki dan perempuan.

Sebelum menikah melihat, bersentuhan, dan memegang anggota tubuh perempuan diharamkan. Tapi setelah menikah memegang tangan istri dengan penuh kasih sayang akan memunculkan banyak pahala dan kebaikan yang memenuhi langit dan bumi. Bahkan menjimak istri digambarkan seperti membunuh jin. 

Mertua saya memberikan analogi yang sangat memikat mengenai pernikahan

Nek oleh tempe neng ndalan kekno bojone, oleh pupu oleh susu, oleh pipi, oleh lambe, kabeh kekno bojone.
"Kalau Nemu tempe di jalan kasihkan istri, Nemu paha, susu, pipi, bibir, kasihkan istri"

Maksudnya kalau di jalan bertemu orang cantik yang menampakkan semua daya tarik kecantikannya, pulanglah dan gaulilah istrimu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun